Pengungsi Iran Buat Film Soal Kehidupan Dalam Tahanan Pulau Manus

Sarvestani mendekati Boochani tentang pembuatan film ini.
Ia awalnya ingin membuat film yang menanyakan bagaimana pendapat anak-anak dalam tahanan Nauru tentang laut, tapi tak bisa menemukan sebuah keluarga di pusat penahanan itu yang bisa diajak kerja sama.
"Saya tak bisa menemukan hubungan di sana," sebutnya.

Supplied
Ia mengutarakan, "Tapi saya bisa mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi di sejumlah kamp itu, di Manus dan Nauru, dan setelah beberapa saat, saya benar-benar ingin membuat sesuatu tentang kamp-kamp itu, tak peduli apakah itu Nauru atau Manus.”
"Saya ingin membuat film dengan ponsel pintar bersama seseorang yang ditahan di kamp dan saya menemukan Boochani di Facebook,” ujar Sarvestani.
"Saya melihat banyak artikelnya di The Guardian dan situs-situs lain, jadi saya pikir ia cukup berani untuk menghubungi saya dan memintanya untuk membuat film," imbuhnya.
Tak ingin produksi film laga
Film ini berjudul ‘Chauka, Please Tell Us the Time’ (Chauka, Tolong Kasih Tahu Kami Kapan Saatnya).
Para penonton di seluruh dunia akan segera berkesempatan untuk melihat seperti apa kehidupan di dalam salah satu pusat penahanan lepas pantai Australia.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia