Pengungsi Iran Terdampar di Jakarta Tanpa Harapan Masa Depan

Setiap bulan Mozhgan mengunjungi mereka, memberikan paket barang-barang perawatan kebersihan yang penting kepada pencari suaka yang tidak memiliki apa-apa.
Melihat betapa sedikit layanan pendukung yang ada bagi pencari suaka di Indonesia mengilhami Mozhgan untuk mengambil tindakan.
Bersama temannya, Jafar Salemi, pengungsi Iran lainnya, ia tahun lalu mendirikan sebuah inisiatif sukarela yang dijalankan oleh pengungsi untuk memberikan dukungan kepada pencari suaka yang berjuang dengan kebutuhan dasar.
Refugee and Asyslum Seeker Information Centre [RAIC] adalah proyek baru, tetapi mereka mengandalkan donasi sukarela.
Meskipun demikian, mereka dengan cepat dibanjiri dengan pengungsi putus asa yang meminta bantuan.
Dalam satu tahun terakhir mereka menghubungkan para pengungsi dengan masalah medis yang mendesak kepada para donor swasta yang dapat membantu membayar pengobatan, dan membantu para pengungsi yang tidur di jalan menuju perumahan.
RAIC mendistribusikan paket perawatan bulanan, dan memiliki situs web dengan informasi untuk pengungsi dalam lima bahasa.
Memelopori RAIC telah memberi Mozhgan dan Jafar rasa bertujuan dan proyek yang berarti untuk mengisi hari-hari tanpa lelah.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia