Pengungsi Mulai Stres Ringan

Pengungsi Mulai Stres Ringan
Muslimin dan Muslimah melakukan shalat Jum'at di tenda pengungsian di dalam tenda dan di luar tenda darurat. Mereka adalah sebagian dari 1800 jiwa pengunsi yang mendiami barak pengungsian di Desa Kepuh Hardjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Foto; Boy Slamet/Jawa Pos
KLATEN --Empat hari berada di barak pengungsian membuat sebagian pengungsi mulai bosan untuk tinggal di tempat tersebut. Sehingga banyak yang kembali ke rumah meski hanya sekedar untuk member makanan pada hewan ternak yang mereka tinggal.

Tidak adanya  aktifitas di barak pengungsian  menjadi salah satu faktor yang  mempercepat rasa bosan ribuan pengungsi yang ada di tiga pos pengungsian yang tersebar di tiga desa yaitu Keputran, Dompol, dan Desa Bawukan, Kecamatan Kemalang. Salah satu Pengungsi di Desa Bawukan, Kecamatan Kemalang Suwito,45, dia seringkali terbangun saat tidur di ruang kelas SDN 1 Bawukan. Saat terbangun itulah dia teringat hewan ternaknya yang ada di rumah.

"Sudah mulai bosan mas, lha wong tiap hari hanya duduk, makan, tidur. Padahal setiap hari saya selalu mencari pasir di Kali Woro dari pagi sampai sore," ujarnya yang juga diamini pengungsi lain dari Desa Balerante.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Klaten Rony Roekmito mengatakan, gejala yang sudah mulai terlihat pada pengungsi adalah banyak yang gelisah. Mereka sering mondar mandir di sekitar lokasi pengungsian untuk mencari suasana baru.

KLATEN --Empat hari berada di barak pengungsian membuat sebagian pengungsi mulai bosan untuk tinggal di tempat tersebut. Sehingga banyak yang kembali

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News