Pengungsi Myanmar yang Melarikan Diri Pada 1991 Kini Aktif Membantu Komunitas Australia
"Hidup saya [waktu itu] dalam bahaya. Jadi saya harus mengajukan permohonan kependudukan di Australia dengan mengatakan bahwa saya memerlukan perlindungan."
Tin mengatakan setelah menyelesaikan gelar S2-nya di UNE pada tahun 1982, ia melamar pekerjaan di universitas tersebut.
Ia dan suaminya telah mengumpulkan uang untuk dikirim kembali ke Myanmar untuk Proyek Sekolah Persahabatan Kendall-Kadaw, yang mendidik perempuan kurang beruntung dari komunitas petani dan menawarkan beasiswa ke universitas.
Dengan sumbangan dari komunitas Kendall, sekolah di Myanmar mampu membangun fasilitas baru dan menyediakan makanan dan alat tulis selama berbulan-bulan.
Fokusnya baru-baru ini bergeser ke kerusuhan di Myanmar setelah militer merebut kekuasaan pada Februari 2021 dari pemerintah terpilih.
Tin ingin terus membantu pengungsi baik secara lokal maupun di negara asalnya dan percaya melalui konser dan pameran makanan multikultural adalah langkah awal.
"Saya ingin membentuk kelompok internasional di wilayah ini [di NSW] dan menjadikannya sebagai zona penyambutan pengungsi," katanya.
Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris.
Pengungsi asal Myanmar, Tin Hta Nu, telah berkontribusi banyak bagi komunitas Australia, namun ia masih harus menghadapi stereotip dari masyarakat
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia