Pengurangan Risiko Bencana Masuk Kurikulum
Kamis, 29 Juli 2010 – 19:09 WIB

Pengurangan Risiko Bencana Masuk Kurikulum
Bambang menjelaskan, karena selain beresiko menambah beban siswa, penambahan kurikulum juga harus mengubah peraturan. Dia mencontohkan, dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan alam ke depan, siswa belajar tentang asal muasal gempa. "Dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosialnya, akan diajarkan bagaimana menghadapi gempa, mengembangkan empati dan simpati," ujarnya.
Baca Juga:
“Secara intuisi, setiap orang mempunyai naluri untuk menyelamatkan diri dari bencana. Namun, dengan pengetahuan untuk menyelamatkan diri secara cerdas dan sistematis, dapat mengurangi risiko bencana. Dalam penyelamatan juga akan terlihat solidaritas dalam berempati dan simpati dari siswa ketika terjadi bencana alam," katanya.
Bambang menjelaskan, pengintegrasian materi dilakukan pada tingkat topik bahasan, sehingga tidak membebankan dan tidak berpengaruh pada standar isi. Menurut dia, kalau menambah dan mempengaruhi standar isi artinya merubah peraturan perundang-undangan. Dia mencontohkan, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Geografi, siswa mendapatkan pengetahuan tentang gempa tektonik dan vulkanik. "Siswa diharapkan tidak hanya memahami, tetapi mempunyai kompetensi," ujarnya.
Contoh lain, lanjut Bambang, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada konteks kehidupan bersama saat terjadi bencana. Siswa dapat mengembangkan rasa simpati dan empati. Kemudian pada mata pelajaran Kewarganegaraan topik bahasan hak dan kewajiban warga negara. "Dalam kehidupan berdemokrasi kita sisipi saat bencana banjir. Tidak secara diskret yang namanya solidaritas membedakan banjir tanah longsong," katanya.(cha/jpnn)
JAKARTA—Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) akan mengintegrasikan kurikulum pengurangan risiko Bencana (PRB) pada pendidikan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Waka MPR Lestari Moerdijat Minta Pemerintah Segera Memperbaiki Tata Kelola Pendidikan
- Masyarakat Rela Antre Demi Beras Murah di Kampus UTA45 Jakarta
- Konsolidasi Nasional 2025, Mendikdasmen Ungkap Kebijakan Peningkatan Kesejahteraan Guru
- Dedi Klaim Rencana Mengirim Siswa ke Barak Didukung Orang Tua, tetapi Ditolak Elite
- Bantu Masyarakat, Mahasiswa UTA '45 Bagikan 500 Paket Sembako di Sunter
- Konsolnas Dikdasmen 2025, Ini Harapan Menko Pratikno dan Menteri Mu'ti kepada Pemda