Pengusaha Angkot: Kebijakan Pemprov DKI Membunuh Kami
jpnn.com, JAKARTA - Pengoperasian armada bus pengumpan (feeder) dan Transjakarta di trayek eksisting angkutan umum membuat para pengusaha resah.
Mereka merasa dibunuh pelan-pelan oleh kebijakan tersebut, karena tak mampu bersaing dengan armada Transjakarta.
"Kalau terus menempatkan bus di trayek kami ya sama saja ngebunuh. Mending beli saja izin dan bus kami," kata Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan, Jumat (10/3).
Menurut Safruhan, sejumlah pengusaha angkutan umum sudah sepakat akan menyerahkan usaha angkutan umumnya kepada Pemprov DKI Jakarta.
Namun penyerahan tersebut bukan dalam bentuk kerjasama dengan BUMD DKI PT Transjakarta seperti yang telah dilakukan Kopaja.
"Kita mau integrasi tidak mungkin dengan kondisi angkutan umum saat ini. Mau diremajakan tidak ada modal. Ya sudah mending beli saja sekalian daripada mati," ujarnya.
Ia menilai, kebijakan yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta ini bersifat kapitalistik. "Bukannya membina untuk mengembangkan usaha kita, malah membunuh. BUMD itu modalnya dari anggaran rakyat," tandasnya. (dil/jpnn)
Pengoperasian armada bus pengumpan (feeder) dan Transjakarta di trayek eksisting angkutan umum membuat para pengusaha resah.
Redaktur & Reporter : Adil
- Tim Pemenangan RK-Suswono Ingin Transjakarta Kelola Transportasi Kepulauan Seribu
- 4 Ruas Jalan Ditutup, KRL & MRT Alternatif Terbaik Menuju Panggung Rakyat
- Ketua DPRD Apresiasi Rute Baru Transjakarta 'Monas Explorer'
- Atasi Macet, Pram-Doel Janjikan 15 Golongan Gratis Transjabodetabek
- HUT Ke-79 TNI, Naik Transjakarta, MRT & LRT 5 Oktober Hanya Rp 1
- DPRD Usulkan Nama Pj Gubernur, Heru Budi Terhempas