Pengusaha Australia Daur Ulang Ban Bekas Jadi Batu Bata
Setelah China memutuskan berhenti menjadi tempat sampah dunia, seorang pelaku industri daur ulang di Gold Coast, Queensland berinvestasi dalam teknologi yang mampu mengubah ban mobil yang tidak diinginkan menjadi batu bata.
Batu bata ini nantinya dapat digunakan untuk jalanan, memperkokoh dinding, dan pondasi rumah.
Adrian Fuller, pemilik usaha Pusat Daur Ulang Logam Adrian di Molendinar, Gold Coast, Queensland mengatakan perusahannya melucuti 1.200 hingga 1.500 mobil per bulan. Tapi saat ini usahanya semakin sulit karena China telah membatasi impor bahan yang dapat didaur ulang.
"Kita sudah tidak lagi membeli bahan-bahan untuk kemudian memasukkannya ke dalam kontainer dan mengirimnya ke luar negeri, itu sudah selesai," katanya.
Photo: Batu bata karet yang dibuat dari ban bekas tua yang dilebur dengan teknologi dari Kanada. (Supplied: Adrian Fuller)
China mengambil kebijakan tegas yang diperkenalkan tahun ini, yakni negaranya tidak akan lagi menerima limbah daur ulang dari luar negeri, kecuali jika hampir tak terkontaminasi.
Bisnis inti Adrian Fuller adalah mendaur ulang logam dari mobil yang tak lagi bisa dipakai. Tapi ia mengatakan hal itu membuatnya harus membayar AU$3,30 atau lebih dari Rp 30 ribu hanya untuk membuang satu buah ban tua.
"Pemerintah dan dewan sudah tahu jika limbah ban tua akan menjadi masalah dan kami telah menemukan solusinya," katanya.
Setelah China memutuskan berhenti menjadi tempat sampah dunia, seorang pelaku industri daur ulang di Gold Coast, Queensland berinvestasi dalam teknologi.
- Jutaan Ton Sampah Plastik Cemari Lingkungan, Kondisi TPA Mengkhawatirkan
- Dow Hadirkan Inovasi Material Rendah Karbon
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Fokus Berkelanjutan, LPKR Libatkan Lini Bisnis Kelola Sampah dan Limbah
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Geram Melihat Sampah di TPS Mandala Krida, Menteri LH Panggil Pemkot Yogyakarta