Pengusaha Australia Keturunan China Terintimidasi Karena Tolak Jadi Mata-Mata
Seorang pengusaha Australia keturunan China mengatakan, sejumlah badan keamanan China telah mengawasi keluarganya dan memenjarakan saudaranya di China, karena ia berulang kali menolak ketika diminta menjadi mata-mata untuk Beijing.
Michael Li, pemilik perusahaan eksportir mebel ‘OSMEN’, mengatakan, ia ditekan secara rutin oleh para pejabat keamanan di China untuk mengumpulkan data intelijen tentang kegiatan kelompok Falun Gong- gerakan spiritual yang dilarang di China – di Australia.
Michael mengatakan, para pejabat China bahkan berjanji untuk mendukung bisnisnya jika ia bekerja sama, tapi setelah sang pengusaha ini menolak, mereka memaksa penutupan pabrik Michael di Guangzhou dan semakin menempatkan ia di bawah tekanan.
"Saya pikir, Pemerintah China, polisi rahasia mereka, mereka memiliki punyasemua agen di sini. Mereka mendukung banyak pengusaha di sini, termasuk orang-orang yang sangat sukses dalam bisnis di Australia,” ujar Michael.
"Bisnis besar di China mustahil berjalan tanpa dukungan pemerintah," sambungnya.
Michael Li mengatakan, ia ditekan secara rutin oleh pejabat keamanan China untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang kegiatan kelompok Falun Gong di Australia.
Kisah Michael diungkap dsebagai bagian dari investigasi jurnalistik tentang aliran dana miliaran dolar dari China ke Australia.
Para pakar mengatakan, sebagian besar uang ini mungkin terlarang dan ada hubungan yang samar antara perusahaan besar asal China denga Pemerintah China sendiri.
Seorang pengusaha Australia keturunan China mengatakan, sejumlah badan keamanan China telah mengawasi keluarganya dan memenjarakan saudaranya di
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata