Pengusaha Beras Sebut Opsi Lockdown Sangat Menakutkan
jpnn.com, JAKARTA - Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras), ikut ambil suara terkait pilihan karantina wilayah atau lockdown.
Wakil Ketua Umum Perpadi (Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras), Billy Haryanto, mengusulkan apabila pemerintah terpaksa melakukan karantina, sebaiknya yang dilakukan adalah karantina wilayah, bukan ”lockdown”.
Menurut Billy, dengan karantina wilayah, distribusi logistik seperti beras masih bisa terus berjalan.
"Sebaiknya karantina wilayah saja, karena distribusi beras masih bisa berjalan. Kalau ‘lockdown’, masyarakat tidak bisa kemana-mana dan di rumah saja," katanya.
Billy mengatakan bahwa karantina wilayah hanya membatasi pergerakan orang dari satu wilayah ke wilayah lainnya dan tidak membatasi pergerakan distribusi barang.
"Jadi di perbatasan wilayah nantinya para sopir truk yang membawa beras tinggal menunjukkan kartu pas," katanya.
Keberlangsungan pedagang beras menurut Billy menjadi penting di saat situasi “krisis” seperti sekarang ini. Karena peredaran beras di Jabodetabek 98 persen dipegang pelaku swasta.
Selain itu, banyak pekerja informal yang menggantungkan hidupnya dari distribusi beras.
Persatuan pengusaha beras ikut ambil suara terkait pilihan karantina wilayah atau lockdown.
- Kebijakan Impor Beras Dinilai Efektif Jaga Stabilitas Harga
- Ucapkan Selamat, Pedagang Beras Berharap Prabowo-Gibran Genjot Produksi Pangan
- Harga Beras Turun, Perpadi: Petani Jangan Sampai Rugi
- Perpadi Gelar Rakernas di Solo, Harga Beras Jadi Fokus Utama
- Di Acara Imlek, Jokowi Ungkap Alasan Mengapa Tidak Lockdown, Lalu Bahas Rekening Orang
- Korut Berlakukan Lockdown 5 Hari di Pyongyang, karena Covid-19 Lagi?