Pengusaha Butuh Kepastian Waktu Ekspor
“Bongkar muat di Semayang waktu itu bisa dua sampai tiga minggu karena kapal-kapal mesti antre untuk sandar. Belum lagi kalau kapal penumpang masuk. Proses bongkar muat harus ditunda,” ujar Hatta.
Dia mengaku senang dengan adanya pelabuhan peti kemas Kariangau Kaltim Terminal (KKT) di Kariangau.
Lama bongkar muat atau dwelling time jadi sangat singkat. Sehari proses pun bisa loading barang.
Hatta pun telah memiliki workshop di Kawasan Industri Kariangau (KIK).
Saat ini, hanya produksi produk kayu setengah jadi.
Setelah itu, dikirim ke Surabaya untuk finishing sebelum diekspor.
Dia mempunyai harapan yang besar kalau produknya bisa langsung ekspor dari Balikpapan jika direct call dicanangkan di Kota Minyak.
Sebab, biaya dan waktu transportasi bisa dipangkas.
JPNN.com – Para pengusaha di Balikpapan memilih untuk memindahkan pabriknya ke Jawa.
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- Kanwil Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE untuk PT Polyplex Films Indonesia
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi
- Lebih dari 32.000 Pengunjung Ramaikan K-Expo Indonesia 2024
- Kanwil Bea Cukai Jatim II Dorong UMKM untuk Berkontribusi dalam Rantai Pasok Global