Pengusaha Sawit di Kalbar Minta Pemerintah Buka Kran Ekspor CPO
jpnn.com, PONTIANAK - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Kalimantan Barat berharap pemerintah membuka kembali kran ekspor crude palm oil (CPO).
GAPKI Cabang Kalbar berharap dibukanya kembali kran ekspor CPO itu memberikan dampak pada penerimaan devisa negara, dan penyerapan lapangan kerja.
Ketua GAPKI Cabang Kalbar Purwati Munawir mengatakan larangan ekspor tentu berdampak dalam banyak hal.
Dia menjelaskan dari pajak ekspor saja, bisa membuat penerimaan negara dari sawit tidak ada. “Kemudian, dari sisi penyerapan lapangan kerja tentu berkurang,” katanya di Pontianak, Kalbar, Rabu (11/5).
Menurut dia, sebagian besar pelaku usaha sawit di Kalbar merupakan produsen CPO.
Oleh karena itu, apabila larangan ekspor berlanjut lebih lama, maka kapasitas tangki penyimpanan pabrik terbatas dan akan penuh.
Hal itu dapat membuat aktivitas bisa saja berkurang, dan berdampak pada tenaga kerja dan lainnya.
"Belum lagi penyerapan buah sawit masyarakat terutama kebun swadaya. Kapasitas tangki pabrik terpenuhi maka perusahaan bisa saja fokus ke kebun sendiri atau plasma," jelas dia.
Pengusaha kelapa sawit di Kalbar meminta pemerintah membuka kran ekspor CPO atau crude palm oil.
- Naik 6,5 Persen, UMP Kalbar 2025 jadi Rp 2.878.285, Mulai Berlaku Januari
- OSO Mengajak Masyarakat Kalbar Pilih Pemimpin yang Bermartabat
- Geliatkan Industri Pertambangan Kalbar, CKB Logistics Resmikan Kantor Baru di Pontianak
- Bea Cukai Ketapang Kawal Ekspor 3.998 Metrik Ton CPO Milik PT Andes Agro Investama
- 165 Titik Panas Terdeteksi di Kalbar, Terbanyak di Kabupaten Sanggau
- Golkar Umumkan Sejumlah Pasangan Kandidat Pilkada 2024, Ada Sumut, Riau, hingga Papua Pegunungan