Pengusaha Shipyard Keberatan Lahannya Dimanfaatkan BP
jpnn.com, BATAM - Pengusaha galangan kapal (shipyard) yang tergabung dalam Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA) menolak rencana Badan Pengusahaan (BP) Batam menyewakan kembali lahan mereka yang dinilai tidak produktif.
Pernyataan BP Batam itu dinilai menciptakan kekhawatiran baru bagi industri shipyard.
"Seharusnya BP Batam mencarikan solusi. Bukan menambah kekhawatiran pengusaha pada saat ekonomi sulit sekarang ini," kata Ketua BSOA, Sarwo Edi, kepada Batam Pos (Jawa Pos Group), Kamis (24/8).
Edi mengatakan, selama ini pengusaha mengeluarkan banyak biaya untuk pematangan lahan. Sebab BP Batam mengalokasikan lahan dalam keadaan belum siap bangun.
Bahkan pengusaha harus melakukan reklamasi dengan biaya yang tak sedikit. Sehingga jika BP Batam akan mengambil alih lahan shipyard dan menyewakannya kepada pihak ketiga, hal itu dinilai sangat merugikan pengusaha galangan kapal.
"Sekarang setelah semua sudah ready, mau enak-enak saja ditarik kembali," katanya.
Namun Edi mengaku belum bicara banyak dengan BP Batam terkait wacana tersebut. "Baru dengar kemarin," katanya.
Menurut Edi, lesunya industri galangan kapal bukan hanya terjadi di Batam. Sebab industri ini terpukul akibat anjloknya harga minyak dunia, turunnya ekspor batubara, dan faktor ekonomi global lainnya.
Pengusaha galangan kapal (shipyard) yang tergabung dalam Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA) menolak rencana Badan Pengusahaan (BP) Batam
- Paket Insentif Ekonomi dari Pemerintah Jadi Angin Segar bagi Industri Otomotif
- Penjelasan Polisi Terkait Kronologi Bentrokan Warga dengan Pekerja di Rempang Galang Batam
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial
- Aplikasi Jajan Jajanan Lokal jadi Penguat Rantai Pasok Digital Ekraf di Indonesia
- Bank Digital Kian Bermunculan, BNC Beber Strategi Jitu, Simak
- Berhasil Memimpin MIND ID, Hendi Prio Sabet Penghargaan