Pengusaha Tambang Desak Kejelasan Road Map BBM
Kamis, 01 Maret 2012 – 11:00 WIB
Ahmad menjelaskan, saat ini problema pebisnis tambang yang ada di luar Jawa adalah kelangkaan BBM. Padahal, selama ini BBM menjadi unsur penting dari kegiatan distribusi barang-barang tambang. Dengan adanya usulan kenaikan BBM sebesar Rp 1.500 per liter, dia menuturkan biaya distribusi barang tambang diperkirakan bakal naik lagi di kisaran 10-20 persen.
Baca Juga:
"Posisi industri tambang mayoritas ada di luar Jawa. Ini yang menyebabkan faktor distribusi merupakan yang paling penting. Selama ini, BBM di luar Jawa itu sudah sangat mahal," jelas dia.
Menanggapi adanya dua opsi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) atas kebijakan BBM ini, menurut Ahmad, lebih baik Pemerintah memilih opsi pertama. Yakni harga BBM subsidi jenis Premium dan Solar akan dinaikkan sebesar Rp 1.500 per liter. Sehingga yang semula harganya Rp 4.500 per liter, naik menjadi Rp 6.000 per liter.
"Kalau dari segi pengusaha, lebih baik angka peningkatannya fixed dibandingkan fluktuatif. Supaya kami mudah menghitung ongkos produksi. Namun model ini harus bisa dipertanggugjawabkan apabila ternyata harga minyak dunia naik lebih tinggi lagi, dan subsidi BBM kembali jebol," jelasnya.
SURABAYA - Para pebisnis tambang meminta pemerintah untuk memberikan road map atau arah kebijakan yang jelas terhadap permasalahan Bahan Bakar Minyak
BERITA TERKAIT
- Forum Bisnis Indonesia-Brasil Hasilkan Kerja Sama Bernilai USD 2,65 Miliar
- Pakar Ekonomi: Bea Masuk Beri Kesempatan Produsen Susu Lokal untuk Tumbuh
- Keren, 7 Brand Produk F&B Mahasiswa Universitas Ciputra Tampil di SIAL InterFood 2024
- Petani Sambut Penyederhanaan Distribusi Pupuk Subsidi Pemerintah
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 November 2024 Naik, Berikut Daftarnya
- Gaming Symposium Jadi Wadah SMK Berkolaborasi Pelaku Industri Gim