Pengusaha Tambang Desak Kejelasan Road Map BBM

Pengusaha Tambang Desak Kejelasan Road Map BBM
Pengusaha Tambang Desak Kejelasan Road Map BBM
Ahmad menjelaskan, saat ini problema pebisnis tambang yang ada di luar Jawa adalah kelangkaan BBM. Padahal, selama ini BBM menjadi unsur penting dari kegiatan distribusi barang-barang tambang. Dengan adanya usulan kenaikan BBM sebesar Rp 1.500 per liter, dia menuturkan biaya distribusi barang tambang diperkirakan bakal naik lagi di kisaran 10-20 persen.

"Posisi industri tambang mayoritas ada di luar Jawa. Ini yang menyebabkan faktor distribusi merupakan yang paling penting. Selama ini, BBM di luar Jawa itu sudah sangat mahal," jelas dia.

Menanggapi adanya dua opsi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) atas kebijakan BBM ini, menurut Ahmad, lebih baik Pemerintah memilih opsi pertama. Yakni harga BBM subsidi jenis Premium dan Solar akan dinaikkan sebesar Rp 1.500 per liter. Sehingga yang semula harganya Rp 4.500 per liter, naik menjadi Rp 6.000 per liter.

"Kalau dari segi pengusaha, lebih baik angka peningkatannya fixed dibandingkan fluktuatif. Supaya kami mudah menghitung ongkos produksi. Namun model ini harus bisa dipertanggugjawabkan apabila ternyata harga minyak dunia naik lebih tinggi lagi, dan subsidi BBM kembali jebol," jelasnya.

 

SURABAYA - Para pebisnis tambang meminta pemerintah untuk memberikan road map atau arah kebijakan yang jelas terhadap permasalahan Bahan Bakar Minyak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News