Pengusaha Tetap Beli Dolar untuk Bayar Hutang Luar Negeri

jpnn.com - BATAM - Meskipun nilai rupiah terhadap dolar menguat, namun transaksi penjualan dolar Amerika tidak begitu signifikan di Batam, Kepri. Bahkan, dengan naiknya nilai dolar, transaksi pembelian dolar di Kepri justru meningkat.
"Walaupun Rupiah anjlok, banyak yang beli US dollar," kata Amat Tantoso, pemilik Hai-Hai Money Changer seperti dikutip dari Batam Pos (Grup JPNN), Jumat.
Nilai tukar Rupiah untuk 1 Dolar Amerika senilai Rp13.692,50. Hai-Hai Money Changer akan menghargai 1 Dolar dengan Rp 13.800. Dan ia akan menjual 1 Dolar dengan harga Rp13.740.
Amat Tantoso menilai, kebanyakan masyarakat yang membeli dolar adalah pengusaha. Dolar-dolar itu akan mereka gunakan untuk membayar utang luar negeri. Pembayaran biasanya dilakukan di akhir tahun. Mulai dari September hingga Desember.
"Dengar kabar begini (Rupiah melemah), mereka takut. Makanya, cepat-cepat mereka beli dolar," katanya.
Permintaan dolar meningkat. Amat mengakui, pihaknya kewalahan menghadapi peningkatan tersebut. Sebab, sejak diberlakukannya kebijakan penggunaan Rupiah di seluruh wilayah Indonesia, Money Changer dilarang membeli dolar dari bank.
Akibatnya, money changer hanya mengandalkan uang-uang dolar yang ditukarkan para turis mancanegara di konter-konter. Uang-uang dolar itulah yang kemudian mereka berikan pada pengusaha yang hendak membeli dolar.
"Konter-konter sih tidak terlalu mengeluh. Tapi kalau untuk partai besar, kami tidak bisa lagi melayani. Mau dikata apa, mereka harus beli ke bank," ujar Dewan Pembina Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) Kepulauan Riau itu lagi.
BATAM - Meskipun nilai rupiah terhadap dolar menguat, namun transaksi penjualan dolar Amerika tidak begitu signifikan di Batam, Kepri.
- Rano Karno Ajak Warga yang Kebanjiran untuk Tinggal di Rusun
- Aktivitas Publik di Bekasi Lumpuh Total Hari Ini
- Masih Kebanjiran, Warga Jaktim Pertanyakan Fungsi Sodetan Ciliwung
- Getek Terbalik, 3 Orang Tenggelam di Sungai Rawas
- Mentan Amran Bakal Tindak Pedagang Jual Beras di Atas HET
- Puncak Bogor Kebanjiran, Dedi Mulyadi Sentil Jaswita & PTPN