Penilaian Dr Windhu Purnomo tentang Kondisi Jatim, Aduh…

jpnn.com, SURABAYA - Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr Windhu Purnomo mengatakan, tingkat kepatuhan masyarakat Jawa Timur (Jatim) dalam penerapan protokol kesehatan makin rendah.
Karena itu, Dr Windhu meminta pemerintah daerah di Jatim menegakkan kembali peraturan gubernur atau peraturan wali kota/bupati tentang penerapan protokol kesehatan untuk mengendalikan kasus COVID-19 yang kembali meningkat.
"Perwali atau pergub harus kembali ditegakkan oleh daerah, sebab kepatuhan masyarakat makin rendah dan menurun," katanya kepada ANTARA di Surabaya, Sabtu (2/1).
Berdasarkan perkembangan per 2 Januari 2021 di Jatim, terjadi penambahan 723 kasus dengan jumlah kasus aktif, dalam perawatan mencapai 6.066 kasus, sehingga total kumulatif kasus sejak awal pandemi di Jatim sudah mencapai 85.762 kasus.
Konfirmasi sembuh mencapai 73.737 kasus serta meninggal dunia hingga 5.959 kasus.
Menurut Windhu, meningkatnya kasus COVID-19 menunjukkan penularan yang meningkat pula karena kepatuhan masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan makin rendah dan menurun.
"Sebelumnya penerapan protokol kesehatan memang tidak bagus-bagus amat, sekarang malah cenderung menurun. Hasil pengamatan dari 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) angkanya hanya 55 persen masyarakat yang mematuhi secara nasional," katanya.
Bahkan di Jatim ada masyarakat yang melakukan aktivitas di jalan tanpa memakai masker, kemudian jarak yang harusnya minimal satu meter, saat ini turun menjadi hanya 40 centimeter.
Dr Windhu Purnomo mengajukan permintaan kepada gubernur dan bupati/wali kota di seluruh Jatim.
- Sebagian Warga Jatim Merayakan Lebaran 2025 Hari Ini
- Pantau Situasi di Jatim, Kemenko Polkam Ingin Pastikan Kelancaran Idulfitri 1446 Hijriah
- JICT Berangkatkan 600 Pemudik dari Jakarta Utara ke Jatim
- 15.086 Warga Binaan Muslim di Jatim Diusulkan Dapat Remisi Khusus Idulfitri
- Satpol PP Surabaya Temukan 2 RHU Jual Miras saat Ramadan
- KAI Daop 8 Tes Narkoba Kepada 100 Pekerja, Ini Hasilnya