Penipuan Berkedok Investasi Menggunakan Aplikasi di Australia Mengakibatkan Kerugian Miliaran Rupiah
Sersan McAteer mengatakan bentuk penipuan dengan aplikasi merupakan versi diperbaharui model penipuan di masa lalu, yaitu penyebaran surat berantai.
"Jadi orang-orang yang bergabung di awal akan mendapat uang mereka, sehingga timbul kepercayaan untuk menyebarkan informasi ke teman dan anggota keluarga mereka," katanya.
Dia mengatakan masa pandemi menjadi kesempatan bagi para penipu untuk mencari korban di kalangan yang sangat membutuhkan uang dalam waktu cepat.
"Sasaran mereka memang kelompok masyarakat yang paling rentan," katanya.
"Jadi kalau Anda sedang kesulitan, Anda cenderung untuk mencari sesuatu yang bisa mendatangkan uang segera dan model penipuan seperti itu terlihat menarik."
Kelompok kriminal berasal dari luar Australia
Sersan McAteer mengatakan aplikasi ini dijalankan oleh kelompok kriminal yang berada di luar Australia, sehingga susah untuk melacak guna mendapatkan kembali uang yang sudah hilang.
"Uang itu menghilang dengan cepat, dan kami tidak memiliki banyak harapan untuk bisa mendapatkan kembali uang tersebut," katanya.
Dia memperingatkan agar semua warga memasang kecurigaan terlebih dahulu bila ada yang meminta uang dan mengatakan bahwa hal tersebut bukan penipuan.
Seorang perempuan di Australia telah rugi ribuan dolar gara-gara sebuah aplikasi
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Prabowo Bertemu MBZ, Targetkan Investasi Dagang Rp 158 Triliun
- Prabowo Dinilai Berhasil Membawa Investasi Jumbo dan Gibran Sukses Jaga Stabilitas Politik di Tanah Air
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Anindya Bakrie: Kita Harus Dorong Investasi Asing yang Ciptakan Lapangan Kerja
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS