Penjabaran Sila-Sila Pancasila Dalam Membangun Karakter Bangsa

Agus Widjajanto SH MH - Praktisi Hukum, Penulis dan Pemerhati Polsosbud

Penjabaran Sila-Sila Pancasila Dalam Membangun Karakter Bangsa
Praktisi hukum dan pemerhati budaya Agus Widjajanto. Foto: Dokumentasi pribadi

Oleh karena itu menjadi penting pula bagi generasi muda untuk mengetahui sejarah proses pembentukan Pancasila sebelum Indonesia Merdeka.

Pendiri bangsa saat itu, saat penguasa militer Jepang di Indonesia membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan setelah menyerahnya Jepang kepada sekutu dimana  dalam suasana kebatinan yang sangat emosional, dalam sidang pembahasan Falsafah Negara sebagai dasar dan fondasi serta Soko Guru atau Tiang Utama struktur rancang bangun dari sebuah negara.

Dalam pidatonya pada 1 juni 1945, Bung Karno kemudian mengetengahkan nilai-nilai luhur bangsa yang merupakan warisan dari para leluhur.

Dari kerajaan-kerajaan besar yang dijabarkan secara tertulis melalui Kitab Negara Kertagama dan Kitab Sutasoma serta Serat Tembang Wredatama dan Ajaran Wulang Reh.

Nilai-nilai luhur bangsa ini dikenal dengan nilai-nilai Pancasila sekaligus dijadikan sebagai hari lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1945.

Penting diketahui juga bahwa dalam menyusun Pancasila sebagai Dasar Negara, Bung Karno terilhami adanya suatu pemerintahan yang berdasarkan Ketuhanan yang Esa.

Pemerintahan yang melindungi segenap tumpah darah rakyatnya. Pemerintaqhan yang menghargai perbedaan bagi setiap pemeluk agama dan keyakinannya.

Pemerintahan dimaksud merujuk kata-kata legendaris dalam Kitab Sutasoma, Hindu Tatwa, Bhuda Tatwa, Tan Hanna Dharma Mangrwa, Bhineka Tunggal Ika.

Pancasila merupakan acuan termasuk generasi muda dalam bersikap bertindak dan bertutur kata yang sesuai dengan lima sila yang saling menjiwai dan dijiwai.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News