Penjaga Gerbang Tol Bakal Ikut Program Alih Profesi
jpnn.com, JAKARTA - Dirut Jasa Marga Desi Aryani menanggapi munculnya kekhawatiran terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pemberlakuan uang elektronik untuk transaksi di jalan tol secara nasional.
Dia mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk tidak melakukan PHK.
Di sisi lain, kebutuhan Jasa Marga akan tenaga kerja juga masih tinggi. Kendati tidak ditempatkan di gerbang tol, Jasa Marga masih membutuhkan banyak orang untuk ditempatkan di ruas-ruas jalan tol baru mereka.
"Banyak pos lain. Kami masih membutuhkan orang untuk meningkatkan service kami. Ada di kantor baru maupun rest area-rest area. Ruas tol kita meningkat dua kali lipat panjangnya," ungkap dia.
Desi mengatakan, untuk menyiapkan para tenaga kerja itu mengerjakan job desc baru mereka, Jasa Marga memberikan pelatihan khusus yang diberi nama program alih profesi.
Desi mengatakan, pengalihan profesi ini juga menjadi langkah baik untuk lebih memanusiakan para penjaga gerbang tol tersebut.
Menurutnya, selama ini, selama bertahun-tahun, mereka harus bekerja di dalam boks berukuran kecil.
Terus menerus menghirup asap knalpot dari kendaraan-kendaraan yang melintas. "Itu pekerjaan yang berisiko," ucap Desi.
Desi mengatakan, pengalihan profesi ini juga menjadi langkah baik untuk lebih memanusiakan para penjaga gerbang tol tersebut.
- 5 Berita Terpopuler: Instruksi Tegas MenPAN-RB soal PPPK & Honorer, Jangan Sampai Ada PHK Massal
- Boikot Produk Israel Dorong Ekonomi Lokal, Tidak Memicu PHK Massal
- UMP 2025 Naik 6,5 Persen, Kadin Imbau Pengusaha tak Melakukan PHK
- Ahmad Luthfi Tegaskan Komitmen Lindungi Hak Pekerja di Jawa Tengah
- Waspada Efek Luar Biasa dari Kenaikan PPN 12 Persen
- Sritex Tegaskan tidak Ada PHK terhadap Pekerja