Penjara Rottnest Island, Kisah Kelam Orang Aborigin di Australia Barat

"Mereka membuka lahan dan memblokir air yang mengalir melalui kota. Ini berarti semua tanaman obat, vegetasi dan hewan tradisional semuanya punah. Semua daerah perburuan kami hilang hanya dalam waktu tiga tahun sejak mereka menetap," tambah Jacobs.
Dengan berkurangnya pasokan makanan secara cepat, kaum pria Noongar mulai memburu binatang apa saja yang mereka melihat - domba, ayam, sapi - tanpa memahami hukum orang kulit putih bahwa hewan bisa menjadi hak milik. Bagi mereka, hewan merupakan milik alam.
Konsekuensi dari kesalahpahaman ini sangat buruk. Orang Aborigin pun mulai ditangkap karena pencurian, karena masuk tanpa izin, dan tak butuh waktu lama penjara pun penuh.
Pihak berwenang menyadari bahwa para tahanan Aborigin itu tertekan dan depresi. Dalam budaya Aborigin tak dikenal sistem penjara. Karena masalahnya semakin serius, diputuskanlah pembuatan penjara bagi orang Aborigin di Rottnest Island.

State Library of Western Australia 4497B/1
Ide awalnya sebenarnya agak mulia: para tahanan bisa bebas bergerak dan menghabiskan waktu mereka berburu makanan. Dan hal itu benar-benar terjadi hingga derajat tertentu, selama bertahun-tahun.
Kapal pengangkut tahanan pertama tiba di Wadjemup pada Juli 1838, dengan membawa enam tahanan. Belum ada bangunan penjara; para tahanan harus mengumpulkan bahan dan membangunnya. Mereka tidur di gua besar yang ada pesisir pantai.
Beberapa bulan pertama, mereka berkebun dan membersihkan semak-semak serta diizinkan berburu makanan di sore hari. Tapi kondisi memburuk ketika Henry Vincent memulai menjalankan tugasnya sebagai pengawas tahanan.
Pulau Rottnest Island dilepas pantai Fremantle, Australia Barat, saat ini merupakan tujuan wisata populer. Namun tak banyak yang tahu bahwa pulau
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia