Penjara Seumur Hidup untuk Petinggi Khmer Merah
jpnn.com - PHNOM PENH - Setelah menantikan keadilan sekitar 35 tahun, keluarga dan kerabat korban kejahatan rezim Khmer Merah akhirnya bisa tersenyum. Kemarin (7/8) Pengadilan Khusus PBB untuk Kamboja alias Extraordinary Chambers in the Courts of Cambodia (ECCC) menjatuhkan vonis kepada dua pentolan Khmer Merah.
Hakim Nil Nonn menyatakan Nuon Chea alias kakak ke-2 dan Khieu Samphan alias kakak ke-4 bersalah.
"Bersalah atas kejahatan kemanusiaan (berupa) pembantaian, kejahatan politik, dan aksi tak manusiawi lain," paparnya.
Hakim ECCC yang memimpin sidang putusan itu lantas menjatuhkan vonis seumur hidup kepada dua terdakwa yang usianya lebih dari 80 tahun tersebut.
Atas kesalahan yang mereka lakukan pada era Ladang Pembantaian 1975-1979 itu, Nuon Chea dan Khieu Samphan akan menghuni sel sampai ajal menjemput. Sebab, saat ini Nuon Chea sudah berusia 88 tahun dan Khieu Samphan berumur 83 tahun. Dua pria tersebut merupakan petinggi paling senior Khmer Merah yang masih hidup sampai sekarang.
Ketika pembantaian yang berujung pada kematian sekitar 2 juta warga Kamboja itu terjadi, Nuon Chea menjabat wakil ketua Partai Komunis Kamboja (Communist Party of Kampuchea). Khieu Samphan duduk di kursi presiden.
Demi mendengar putusan bersalah dan vonis seumur hidup tersebut, Nuon Chea dan Khieu Samphan hanya membisu. Tidak tampak raut penyesalan pada wajah mereka.
Pengacara dua pengikut mendiang Pol Pot itu bersiap naik banding atas putusan ECCC. Tetapi, selama proses banding berlangsung, Nuon Chea dan Khieu Samphan harus tetap mendekam di tahanan.
"Proses banding akan makan waktu sekitar 18 bulan," kata salah seorang petugas pengadilan.(AP/AFP/CNN/hep/c14/tia)
PHNOM PENH - Setelah menantikan keadilan sekitar 35 tahun, keluarga dan kerabat korban kejahatan rezim Khmer Merah akhirnya bisa tersenyum. Kemarin
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer