Penjelasan Bu Menkeu soal Program PEN untuk Tahun Depan dan Anggarannya
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyatakan bahwa pemerintah menganggarkan dana Rp 695,2 triliun untuk program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun ini.
Menurutnya, program PEN akan dilanjutkan pada 2021 meski anggarannya tak sebesar tahun ini.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyampaikan hal tersebut pada rapat paripurna DPR RI yang membahas Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RUU APBN) 2021 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (1/9).
Ani -panggilan akrabnya- mengatakan, PEN mencakup bidang kesehatan, perlindungan sosial, sektoral kementerian/lembaga dan pemda, UMKM, insentif usaha, hingga korporasi. "Dengan anggaran sekitar Rp 695,2 triliun," katanya.
Mantan Direktur Pelaksana World Bank itu menambahkan, PEN akan dilanjutkan pada 2021. Namun, anggaran PEN untuk tahun depan hanya Rp 336,5 triliun.
Teknokrat lulusan Universitas Indonesia (UI) itu menambahkan, penurunan anggaran PEN untuk 2021 didasarkan pada perkiraan biaya untuk penanganan pasien COVID-19 yang akan jauh berkurang dibandingkan tahun ini. Selain itu, fokus pemerintah pada 2021 pada penyediaan vaksin.
Kendati demikian, Sri Mulyani menegaskan bahwa anggaran kesehatan untuk tahun depan mencapai 6,2 persen dari APBN 2021. Menurutnya, besaran itu di atas amanat UU Kesehatan yang hanya 5 persen dari APBN.
Menkeu Sri Mulyani menyatakan bahwa program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan dilanjutkan pada 2021 meski anggarannya tak sebesar untuk tahun ini.
- In-town Data Center Dongkrak Ekonomi Digital Indonesia
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- GAPMMI Dukung Kemudahan Regulasi untuk Majukan Industri Makanan dan Minuman
- Budi Gunawan Soroti Peran Stabilitas Polkam Daerah dalam Menunjang Pertumbuhan Ekonomi
- Pemerintah Optimistis Ekonomi Indonesia Mampu Tumbuh di Atas 5 Persen Sepanjang 2024
- Kementrans Bakal Revitalisasi Kawasan Transmigrasi untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi 8%