Penjelasan Bulog soal Sisa Impor Beras 2018 Sebanyak 275 Ribu ton
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan, beras sisa importasi pada 2018 mencapai 275.811 ton dari toal 1.785.450 ton dan 106.642 ton di antaranya mengalami turun mutu.
Buwas menyebut beras yang sudah dalam masa simpan tahunan keseluruhannya berjumlah 461 ribu ton.
"Persediaan beras per 14 Maret 2021 di gudang Bulog mencapai 883.585 ton dengan rincian 859.877 ton merupakan stok cadangan beras pemerintah (CBP), dan 23.708 ton stok beras komersial," papar dia dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Senin,
Dia menyebut jumlah beras yang tersedia karena Bulog telah kehilangan pangsa pasar sebesar 2,6 juta ton beras per tahun.
Hal itu, lanjut dia, karena program beras untuk keluarga sejahter (Rastra) beralih menjadi Bantuan Pangan Nontunai (BPNT).
"Tadinya masyarakat mendapatkan bansos berupa beras dari Bulog, kini diberikan bantuan secara nontunai yang bisa dibelanjakan sendiri oleh masyarakat penerima manfaat di warung-warung yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial," papar dia.
Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) itu juga mengatakan ada kesalahan pada impor beras 2018 terkait selera masyarakat.
Menurut Buwas, rata-rata jenisnya merupakan beras pera yang tidak sesuai dengan selera masyarakat Indonesia.
Dirut Bulog Buwas menjelaskan soal sisa importasi beras yang masih ada digudang Bulog. Simak selengkapnya.
- Kabar Gembira untuk Petani, Prabowo Naikkan Harga Gabah dan Jagung
- Prabowo Hentikan Impor Beras ke Indonesia pada 2025
- Pengumuman, Beras Bakal Kena PPN 12 Persen, Simak Detailnya
- Cadangan Beras Pemerintah Aman, Tak Perlu Impor
- Anak Buah Prabowo Yakin 2025 Indonesia Bebas dari Impor
- Harga Telur Ayam Makin Tinggi, Hari Ini Sebegini