Penjelasan Indra Soal Pemenang Tender Pengadaan Gorden Rumah Dinas Anggota DPR

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar angkat bicara menyikapi tender gorden untuk rumah dinas legislator yang dimenangkan penawar harga tertinggi senilai Rp 43,5 miliar.
Dia menjelaskan tender gorden untuk rumah dinas anggota DPR pada tahun ini dimulai tanggal 8 Maret 2022 dengan nilai Harga Perkiraan Sendiri (HPS) Rp 45.767.446.332.84.
Sebanyak 49 perusahaan kemudian mendaftar ikut tender. Namun, hanya tiga di antaranya yang melayangkan penawaran resmi.
"Hanya ada tiga perusahaan yang memasukkan penawaran," kata Indra dalam keterangan persnya, Senin (9/5).
Alumnus Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) itu mengatakan tiga perusahaan yang ikut tender, yaitu PT Sultan Sukses Mandiri dengan penawaran Rp 37.794.795.705.00 atau di bawah HPS 10,33 persen.
Selanjutnya, ada PT Panderman Jaya dengan penawaran Rp 42.149.350.236.00 atau di bawah HPS 7,91 persen, PT Bertiga Mitra Solusi Rp 43.577.559.594.23 atau di bawah HPS 4,78 persen.
Menurut Indra, ada dua proses sebelum pemenang tender gorden rumah dinas anggota DPR diumumkan, yakni evaluasi dan klarifikasi administrasi.
Dari sisi evaluasi administrasi, hanya dua surat penawaran memenuhi persyaratan sesuai dokumen lelang yang telah ditetapkan.
Sekjen DPR RI Indra Iskandar menjelaskan soal tender gorden untuk rumah dinas legislator yang dimenangkan penawar harga tertinggi senilai Rp 43,5 miliar.
- Honorer Lulus PPPK 2024 Tahap 1 Sudah Dilantik, Sisanya Malam Hari
- Masa Kontrak Kerja Guru PPPK Sampai Batas Usia Pensiun, Alhamdulillah
- Gus Ipul Yakin DTSEN Bisa Percepat Penurunan Kemiskinan
- KPK Sinyalir Uang Jutaan Dolar dari Izin Tambang era Rita Mengalir ke Japto dan Ahmad Ali
- Kubu Ted Sieong Pertanyakan Motif Jaksa Tak Hadirkan Nama-nama Dalam BAP
- KPK Sinyalir Satori dan Heri Gunawan Selewengkan Dana CSR BI Lewat Yayasan