Penjelasan Laksmi Dewanthi Soal Hasil Negosiasi Agenda Krusial COP26
Untuk bisa menelusuri dan melaporkan NDC dibutuhkn kesepakatan, bagaimana format pelaporan elektronik terkait implementasi aksi mitigasi, aksi adaptasi, dan dukungan finansial, peningkatan kapasitas, dan teknologi (Common Reporting Format, Common Reporting Tables). Jika laporannya bebeda-beda agak sulit disintesakan.
"Keempat, Global Goal on Adaptationatau kesepakatan untuk mendefinisikan tujuan global adaptasi,” katanya.
Sedangkan isu krusial kelima yakni finance atau pendanaan. Ini ada dua hal penting dalam kaitan pendanaan.
Pertama, bagaimana kita bisa memastikan rencana-rencana atau janji negara maju untuk membantu negara berkembang yang sejak lama dijanjikan tetapi belum dipenuhi.
Isu kedua finance, bagaimana kita setting New Collective Quantified Goal (NCQG). Nanti pada 2030-2050 itu berapa sebenarnya dana yang akan dimobilisasi.
Sebab, jika tidak ada target baru yang kuantitatif, nanti akan sulit mengukurnya.
”Kalau kita bilang perlu dana yang memadai dan cukup, akan sulit mengukurnya. Jadi, perlu collective quantified goal,” tambahnya.
Lima Rangkaian
Dirjen PPI KLHK Laksmi Dhewanthi menyampaikan hasil pelaksanaan Conference of the Parties atau COP26 atau KTT Perubahan Iklim PBB di Glasgow, Inggris Raya.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Indonesia Tunda Komitmen Iklim di COP 29 Azerbaijan, Aktivis Lingkungan Bereaksi
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- APP Group Tegaskan Dukungan Pengelolaan Mangrove Berkelanjutan di COP 29 Azerbaijan
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- Pertamina Tegaskan Komitmen Transisi Energi Berkelanjutan Lewat ZRF Initiative