Penjelasan Laksmi Dewanthi Soal Hasil Negosiasi Agenda Krusial COP26

Penjelasan Laksmi Dewanthi Soal Hasil Negosiasi Agenda Krusial COP26
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanthi. Foto: KLHK

Apa yang disebut COP sebetulnya sudah berlangsung sejak 1994 lalu. PBB telah mempertemukan para pemimpin negara untuk membahas mengenai isu perubahan iklim secara global.

Pada pertemuan tahun ini merupakan ke-26 yang terdiri atas 5 rangkaian pertemuan:

Pertama pertemuan COP26 itu sendiri, kedua untuk Protokol Kyoto ke-16, ketiga pertemuan untuk CMA13.

Kemudian keempat Sesi SBI atau Subsidiary Body for Implementation, dan kelima Sesi SBSTA (Subsidiary Body for Scientific and Technological Advice). Semua dilakukan secara paralel

COP-26 dapat dibagi menjadi dua agenda pertemuan yakni agenda negosiasi yang meliputi 5 agenda di atas, dan non negosiasi.

Agenda non-negosiasi merupakan agenda dari tuan rumah untuk mendukung apa yang dinegosiasikan dan juga mendukung edukasi-edukasi ke publik.

Untuk agenda non-negosiasi ini ada isu terkait seperti bagaimana kita mencapai komitmen untuk menahan suhu global rata-rata, tidak lebih 1,5 derajat celcius.

Selain itu, agenda mobilisasi pendanaan dan juga agenda yang disebut World Leaders Summit dan High-Level Segments yang membahas berbagai isu seperti energi, lingkungan, ilmu pengetahuan dan inovasi, transportasi, pembangunan kota, dan juga pembangunan yang ramah lingkungan.

Dirjen PPI KLHK Laksmi Dhewanthi menyampaikan hasil pelaksanaan Conference of the Parties atau COP26 atau KTT Perubahan Iklim PBB di Glasgow, Inggris Raya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News