Penjelasan Pakar Soal BPA dan Bahasannya Agar Masyarakat Tidak Salah Kaprah

jpnn.com, JAKARTA - Beberapa waktu terakhir isu terkait Bisphenol A (BPA) beredar di banyak lini masa media sosial seperti tiktok, instagram dan lainnya.
Informasi yang disampaikan cenderung tidak bertanggungjawab dan membuat bias informasi bagi masyarakat luas.
BPA adalah zat kimia dasar yang tidak terlepas dari keseharian kita baik itu barang pakai maupun konsumsi produk makanan dan minuman.
Salah satu jenis plastik yang umum digunakan adalah plastik polikarbonat dan resin epoksi.
Produk-produk berbasis BPA terdiri atas sumber makanan (Dietary Sources) dan sumber bukan makanan (Nondietary Sources) seperti : botol plastik, botol bayi, mainan anak, kemasan air minum, tempat makan, lensa kacamata, pelapis makanan kalengan, disket CD, perangkat otomotif, perlengkapan sport dan juga beberapa peralatan medis.
Bahan utama pembuatan plastik polikarbonat adalah senyawa BPA. Isu yang beredar menyatakan bahwa ada kaitan antara BPA dengan beberapa penyakit di antaranya adalah: gangguan hormonal, obesitas dan kardiovaskuler, kanker, gangguan perkembangan dan syaraf anak, infertilitas serta kelahiran prematur.
Padahal setelah ditelusuri secara literatur antara isu seperti yang disampaikan di atas dan fakta studi yang ada belum dapat dipastikan hubungan kausalitasnya.
Untuk itu Anguis Institute for Health Education Bersama Lembaga Riset Ikatan Dokter Indonesia (LR-IDI) mengadakan Diskusi BPA Session dengan tema “How to Understand BPA Information Correctly” Rabu (6/12).
Pakar Polimer ITB, Ir. Akhmad Zainal sebut reaksi dari bahan beracun seperti BPA dan Phosgene setelah di proses menjadi polikarbonat adalah senyawa yang aman.
- KKI Temukan 40% Galon Guna Ulang Sudah Berusia di Atas 2 Tahun, Ini Bahayanya
- Riset Terbaru USU Perkuat Deretan Bukti Ilmiah, BPA Tidak Terdeteksi pada AMDK
- Penelitian Terbaru USU: BPA Tak Terdeteksi pada AMDK yang Terpapar Sinar Matahari
- KKI Soroti Ketidakmerataan Distribusi Galon Bebas BPA
- Cuma Indonesia yang Ribut soal Galon Polikarbonat, Eropa & Amerika Santai Saja
- Survei KKI: Konsumen Desak Pelabelan BPA pada Galon Guna Ulang Dipercepat