Penjelasan Petinggi BI Ini Juga Tumbuhkan Optimisme...Amin, Amin
jpnn.com - JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan bahwa penguatan tajam rupiah terhadap dolar AS selain dipengaruhi faktor eksternal, juga dipengaruhi faktor domestik dimana telah terjadi perbaikan fundamental ekonomi dalam negeri.
"Inflasi diperkirakan mengarah ke 4,1- 4,3 persen hingga akhir tahun, jadi inflasinya sangat baik. Data-data ekspor impor juga menunjukkan surplus bulanan. Sehingga CAD (Current Account Deficit) di akhir tahun adalah CAD yang sehat, hanya 2 persen lebih sedikit," ujarnya.
Dia menambahkan bahwa paket-paket kebijakan yang telah dirilis pemerintah juga disebutnya menjadi poin penting dalam mendorong perbaikan fundamental ekonomi.
"Memang paket kebijakan ikut dalam rangka mendorong investasi, devisa masuk, dan terciptanya employment. Jadi memang pemerintah meng-address real issue di sektor riil," tambahnya.
Selain itu, mulai bergeliatnya akselerasi kredit juga disebutnya ikut mendorong tanda-tanda pemulihan ekonomi dalam negeri yang sempat tertekan beberapa waktu lalu.
Data BI mencatat penyaluran kredit perbankan hingga Agustus tahun ini mencapai Rp 3.914,3 triliun atau tumbuh 10,8 persen dibanding periode sama tahun lalu, atau tumbuh 0,46 persen dibanding Juli 2015. Kredit pada bulan Juli tercatat senilai Rp 3.896,3 triliun atau tumbuh sebesar 9,6 persen dibanding periode sama tahun lalu.
Jika dibandingkan dengan Desember akhir tahun lalu pun yang mencapai Rp 3.702,2 triliun, penyaluran kredit Agustus tahun ini tetap mencatat pertumbuhan. Adapun penyaluran kredit perbankan Agustus tahun ini mengalami pertumbuhan 5,73 persen sejak awal tahun.
Mirza mengungkapkan bahwa pertumbuhan kredit pada Agustus tahun ini memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi ke depan. Adanya akselerasi pertumbuhan kredit ini dikarenakan siklus kondisi ekonomi dimana tren di semester pertama tahun ini yang berjalan pelan atau lebih lambat dibandingkan semester kedua.
JAKARTA - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan bahwa penguatan tajam rupiah terhadap dolar AS selain dipengaruhi
- Demi Kemajuan Koperasi, Forkopi Menyerukan Diakhirinya Dualisme DEKOPIN
- Indef Beberkan Kondisi Ekonomi, PPN 12% Tak Realistis
- Pengamat: Prabowo Bisa Mengajukan Penundaan PPN 12 Persen dalam APBNP 2025
- ASDP Catat Lebih dari 1.400 Kendaraan Menyeberang menuju Pulau Samosir Libur Nataru 2024-2025
- Tingkatkan Profit UMKM Lewat Digitalisasi dan Pelatihan Pasar
- Dukung Reformasi Berkelanjutan di Bea Cukai, Bappisus Tekankan Pentingnya Kolaborasi