Penjelasan Presiden soal Isu 10 Juta TKA asal Tiongkok
Kemudian, dia membandingkan dengan TKI yang bekerja di luar negeri. Di Malaysia saja, ada lebih dari dua juta TKI.
Kemudian, di Arab Saudi ada lebih dari 1 juta orang. Hongkong menerima 153 ribu pekerja, sementara did Thailand ada 200 ribu orang. ’’Negara mereka welcome dan biasa-biasa saja,’’ tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jokowi juga mengingatkan bahwa kebijakan bebas visa yang saat ini diberlakukan, itu hanya untuk kepentingan pariwisata. Bila ingin bekerja, tentu harus ada visa kerja.
’’Kalau ada yang ilegal, ya tugasnya imigrasi dan Kemenaker untuk menindak,’’ ucapnya. Kemenlu juga sudah mengantisipasi segala kemungkinan dampak pemberlakuan bebas visa yang berlangsung sejak pertengahan 2015 lalu.
Wakil Presiden Jusuf Kalla menambahkan kebijakan bebas visa yang semula untuk kepentingan pariwisata itu akan dievaluasi secara menyeluruh.
Salah satu pertanyaan besar yang muncul, sudah sebanyak apa wisatawan dari Tiongkok atau negara lain yang berlibur ke Indonesia.
”Jangan-jangan kita sudah bebaskan tetapi wisatawannya nggak ada. Jadi perlu kita evaluasi juga, negara-negara afrika contohnya,” ujar dia kemarin.
Dia tidak menampik ada kemungkinan turis yang menggunakan visa wisata untuk bekerja. Hal yang sama sebenarnya juga ditemui pada pekerja-pekejar Indonesia di luar negeri seperti Asean yang bebas visa. Persoalan itu ditangani dengan deportasi dan itu sudah dilakukan.
KARAWANG - Presiden Joko Widodo membantah isu adanya 10 juta tenaga kerja dari Tiongkok masuk dan bekerja di Indonesia, kemarin (23/12).
- Kantor Imigrasi Bekasi Sosialisasikan Golden Visa Untuk Gaet Top Investor
- Wamenaker Afriansyah Apresiasi Hasil Regional Workshop Tenaga Kerja Asing, Ini Harapannya
- Kemnaker Ajak Negara ASEAN & Asia Pasifik Bersinergi dalam Penggunaan Tenaga Kerja Asing
- Gelar Workshop Penggunaan TKA di Negara ASEAN, Menaker Ida: Kami Harus Jaga Standar
- Menaker Ida: Kerja Sama Indonesia & Libya di Bidang Ketenagakerjaan Segera Terwujud
- Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi Berharap Banyak Peserta SSW Bekerja di Jepang