Penjual Bunga Australia Rugi Jutaan Dolar Akibat Lockdown di Hari Valentine
'Harus berapa kali?'
Kini, Cheryl mempertanyakan langkah berikutnya.
"Harus berapa kali bisnis kecil menerima pukulan seperti ini, dan [berusaha] bangkit kembali?" katanya.
Ia mengatakan setelah 'lockdown' pertama, dirinya sempat 'ragu' untuk menanam bunga sebagai persediaan musim berikutnya.
"Akhirnya kita melakukannya, tapi ada 'lockdown' lagi. Apakah kami tetap terus menanam? Apakah kami tetap menunggu sampai semua ini selesai?"
Di pusat kota Melbourne, penjual bunga Liz Ricci mengatakan 'lockdown' yang baru diberlakukan, ditambah pergerakan warga yang tak boleh lebih dari lima kilometer dari rumah, telah mengurangi jumlah pejalan kaki yang adalah pelanggannya.
"Kami hanya menjual 30 persen dari yang biasanya kami jual," katanya.
Liz mengatakan pesanan online masih berjalan, tapi itu tidak cukup.
"Beberapa dari bunga ini hanya akan menjadi sampah," ujarnya.
Cheryl Roehrich, seorang penanam bunga dari Trentham di negara bagian Victoria, Australia telah menghabiskan waktu setahun untuk mempersiapkan salah satu hari terpenting di hidupnya: Hari Valentine
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan