Penjual Bunga Australia Rugi Jutaan Dolar Akibat Lockdown di Hari Valentine
"Kami bahkan tidak bisa pergi ke pusat kota dan memberikannya kepada orang-orang, tidak ada orang di sini."
Industri berjalan cukup baik meski ada kerugian
Kepala eksekutif 'Flowers Industry Australia' Anna Jabour mengatakan sulit untuk menentukan angka kerugian penjualan bunga selama akhir pekan, tapi memperkirakan jumlahnya akan mencapai jutaan.
"Di Hari Valentine saja, [biasanya] penjual bunga manapun bisa meraup keuntungan tiga bulan dalam sehari," katanya kepada ABC.
Menurutnya, 'lockdown' berdampak signifikan bagi mereka yang sudah menerima pesanan dari banyak acara korporat atau pernikahan, yang akhirnya dibatalkan.
"[Lockdown] juga benar-benar membawa perubahan besar bagi penjual bunga, ketika tidak ada pejalan kaki yang melewati tokonya."
Anna mengatakan meskipun kerugian terus terjadi selama akhir pekan, industri ini masih berada di jalur yang cukup baik.
Dia mengatakan hilangnya ekspor selama pandemi Covid-19 menyebabkan produksi lokal meningkat.
"Muncul dorongan besar pada petani lokal, sehingga sangat senang melihat toko bunga mendukung [petani] lokal," kata Anna.
Cheryl Roehrich, seorang penanam bunga dari Trentham di negara bagian Victoria, Australia telah menghabiskan waktu setahun untuk mempersiapkan salah satu hari terpenting di hidupnya: Hari Valentine
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan