Penjualan Anjlok, Nissan Terpaksa Pangkas Pekerja dan Kapasitas Produksi

Sementara itu, di Amerika Serikat Nissan tidak mampu kompetitif khususnya di segmen mobil hybrid.
CEO Nissan, Makoto Uchida, mengakui bahwa perusahaan kurang memahami permintaan pasar AS untuk kendaraan hybrid yang berkembang pesat.
"Kami tidak mengantisipasi peningkatan cepat HEV (hybrid listrik), kami baru mulai menyadari tren ini pada akhir tahun fiskal lalu," kata Uchida dalam konferensi pers.
Nissan pun mulai menyusun strategi penanggulangan, dengan memangkas kapasitas produksi sebesar 20 persen.
Kemudian, perusahaan akan mempercepat pengembangan model baru menjadi 30 bulan, dan mempererat kolaborasi dengan mitra strategisnya, Renault dan Mitsubishi Motors.
Nissan juga sedang mempertimbangkan untuk melepas hingga 10 persen sahamnya di Mitsubishi Motors, guna mengumpulkan dana hingga 68,6 miliar yen (Rp 10,5 triliun).
Secara global, Nissan memiliki 25 lini produksi dan berencana mengurangi kapasitas maksimalnya, termasuk dengan menyesuaikan kecepatan jalur produksi dan pola kerja di pabrik. (nikkeiasia/jpnn)
Kabar kurang sedap datang dari Nissan Motor yang akan memangkas 9.000 pekerjanya, dan mengurangi kapasitas produksi global sebesar 20 persen.
Redaktur & Reporter : M. Rasyid Ridha
- Menaker: Mudik Nyaman Panasonic Gobel, Bukti Kepedulian Dunia Usaha Kepada Pekerja
- Nissan Leaf Generasi Baru Akan Menjelma jadi Crossover, Punya Jangkauan 598 Km
- Sobat Aksi Ramadan 2025: 40 Relawan Pertamina Hadir Bersihkan Masjid di Jakarta Barat
- Kemnaker Terus Mempercepat Klaim JHT dan JKP bagi Eks Pekerja Sritex Group
- Wakil Ketua MPR Ingatkan Potensi Peningkatan Pekerja Anak Harus Segera Diantisipasi
- BPJS Ketenagakerjaan Buka Layanan Prioritas di PT Sritex, Semua Dapat JHT dan JKP