Pentingnya Kesopanan, Integritas, dan Kebajikan dalam Dunia Bisnis
Oleh: Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada dan Mahasiswa Doktoral Filsafat STF Driyarkara Jakarta
Berbagai kegiatan diukur melalui pengalaman yang direfleksikan yang kemudian menjadi kebajikan kultural yang berpengaruh pada cara bertindak seseorang.
Meskipun sering disalahgunakan dan dianggap kuno dalam iklim sinisme saat ini, integritas menunjukkan pandangan holistik tentang diri sendiri dan nilai-nilai yang lebih tinggi.
Di samping itu, istilah ini seringkali disalahgunakan, terutama dalam bidang politik, sehingga terkesan idealis dan tidak realistis.
Catatan Akhir
Era globalisasi yang dipenuhi oleh dominasi perusahaan multinasional, pandangan sempit yang hanya memandang bisnis dari segi ekonomi, angka-angka, dan keuntungan perlu ditinggalkan.
Tulisan ini menekankan pentingnya mengintegrasikan kesopanan, integritas, dan pengembangan kebajikan dalam setiap aktivitas bisnis.
Analisis Solomon (1999) mengkritisi pandangan bahwa bisnis harus dilihat sebagai entitas terpisah dengan aturan dan tujuan sendiri, dan menyoroti perlunya memperhatikan nilai-nilai sipil dan kemasyarakatan.
Meskipun risiko kehilangan nilai-nilai tersebut semakin besar -- seiring dengan pertumbuhan perusahaan --, perubahan paradigma menjadi kunci untuk menjaga kesopanan, integritas, dan pengembangan kebajikan dalam dunia bisnis.
Esensi sejati dari kehidupan bisnis seharusnya melampaui batas-batas ekonomi sempit dan merambah ke wilayah kesopanan, integritas, dan pengembangan kebajikan.
- Temuan Perludem: Ribuan Kasus Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN di Pilkada Serentak 2024
- Kapan Seorang Anak Mulai Memiliki Cita-Cita?
- BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Integritas dan Pengelolaan Risiko Demi Cegah Kecurangan
- Anggota Bawaslu Puadi Ingatkan Pengawas Pemilu Jaga Integritas dan Mematuhi UU
- Pengawas TPS Diingatkan Jaga 3 Hal Penting
- Krisis Pendidikan Nilai di Tingkat Dasar dan Menengah di Indonesia