Pentingnya Mengenal Kepribadian Capres Hingga Caleg dari Bahasa dalam Kampanye
Sementara itu, sastrawan dan Rektor Institut Kesenian Jakarta 2016-2020 Seno Gumira Ajidarma berpendapat, masyarakat perlu kritis dalam membaca, mendengar, menyaksikan sebuah kampanye di media.
Menurut Seno, penting untuk makin disadari masyarakat dalam memahami sebuah kampanye pemilu adalah literasi bahwa apa pun yang dilihat dan didengar umumnya melalui media.
"(Apa yang disampaikan) media itu bukan realitasnya. Kita sering tidak sadar bahwa semua yang kita saksikan itu adalah 'bikinan' orang, 'bikinan' tim atau buatan orang usil melalui proses editing, editor, poisisi media dan segala macam terkait proses teknis. Itu semua tidak ada yang riil sama sekali," kata Seno.
Dia menuturkan umumnya bahasa kampanye itu bisa dianalisis bila disikapi dengan kritis, baik maupun buruk.
"Ada kampanye yang disajikan dengan gaya bahasa eufemisme, menyerang secara halus. Itu boleh-boleh saja, tetapi yang terpenting bagi kita adalah membentengi diri dengan sikap kritis," jelasnya.
Dengan sikap kritis dan cara pengamatan seperti itu, lanjut Seno, masyarakat bisa terhindar dari informasi-informasi yang tidak benar dan nyata, sehingga tidak mudah menjadi korban kampanye buruk.
"Dengan kesadaran utama itu kita akan lebih cerdas dan pintar mengamati, kita bisa “survive” dalam hiruk pikuk kampanye pemilu. Kita tidak akan mudah termakan isu dan akan mempertimbangkan apa pun bahwa demokrasi itu semua tergantung pemilihnya," ungkapnya. (jlo/jpnn)
Djisman S. Simandjuntak mengatakan bahwa penting mengenal kepribadian capres hingga caleg dari bahasa kampanye.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Hari Terakhir Kampanye, Khofifah Tegaskan Jatim Gerbang Baru Nusantara untuk Rakyat
- Hendarsam: Haris Azhar Seperti Juru Kampanye di Pilkada Banten
- APK Dirusak, Tim Pemenangan Ridwan Kamil-Suswono Bergerak!
- Bebas-Siti Yakin Menang 50 Persen Lebih Suara di Pilkada Polman
- Ikut Kampanye Luthfi-Yasin, Jokowi: Saya Datang karena Saya Dukung
- Jokowi Siap Turun Gunung demi Ahmad Luthfi-Taj Yasin, Tunggu Tangggal Mainnya