Pentingnya Pengelolaan Zakat yang Profesional di Era Revolusi Industri 4.0
jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Bidang Pengumpulan, H. Rizaludin Kurniawan menekankan pentingnya profesionalisme amil dalam mengelola zakat di era revolusi industri 4.0.
Amil, sebagai pengelola zakat, dituntut untuk terus berinovasi agar mampu bersaing dan beradaptasi dengan perubahan teknologi, seperti penggunaan Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan big data.
Rizaludin menyampaikan bahwa teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi dalam pengumpulan, distribusi, dan pelaporan zakat.
Dia menyampaikan hal tersebut dalam Studium General bertema "Manajemen Dakwah dan Peluang Profesi Pengelola Zakat di Indonesia" di UIN Jakarta, belum lama ini.
"Amil juga harus menjadi agen kreatif-inovatif dalam memetakan permasalahan zakat dan menemukan solusi yang cerdas," ujar Rizaludin.
Amil, tambahnya, berperan strategis dalam menyadarkan masyarakat untuk berzakat serta mengubah mustahik (penerima zakat) menjadi muzaki (pemberi zakat).
Dengan potensi zakat nasional yang mencapai Rp 327 triliun per tahun, Rizaludin melihat masa depan cerah bagi profesi amil.
Sinergi antara BAZNAS, LAZ, UPZ, serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi tersebut.
BAZNAS menekankan pentingnya pengelolaan zakat profesional di era revolusi industri 4.0
- BAZNAS Raih Prestasi Gemilang di BPKH Award 2024
- Perkuat Kolaborasi ZIS di ASEAN, ICONZ ke-8 Hasilkan 5 Resolusi Strategis
- ICONZ ke-8 Bahas Peran Zakat dalam Mengentaskan Kemiskinan Ekstrem
- Respons Takmir Masjid soal Viral Paspampres Usir Jemaah saat Gibran Jumatan di Semarang
- Predikat Informatif Jadi Bukti Profesionalisme dan Transparansi Lembaga
- BAZNAS Ajak Masyarakat Perkuat Solidaritas untuk Palestina