Pentingnya Pengelolaan Zakat yang Profesional di Era Revolusi Industri 4.0
jpnn.com, JAKARTA - Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Bidang Pengumpulan, H. Rizaludin Kurniawan menekankan pentingnya profesionalisme amil dalam mengelola zakat di era revolusi industri 4.0.
Amil, sebagai pengelola zakat, dituntut untuk terus berinovasi agar mampu bersaing dan beradaptasi dengan perubahan teknologi, seperti penggunaan Internet of Things (IoT), kecerdasan buatan (AI), dan big data.
Rizaludin menyampaikan bahwa teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi dalam pengumpulan, distribusi, dan pelaporan zakat.
Dia menyampaikan hal tersebut dalam Studium General bertema "Manajemen Dakwah dan Peluang Profesi Pengelola Zakat di Indonesia" di UIN Jakarta, belum lama ini.
"Amil juga harus menjadi agen kreatif-inovatif dalam memetakan permasalahan zakat dan menemukan solusi yang cerdas," ujar Rizaludin.
Amil, tambahnya, berperan strategis dalam menyadarkan masyarakat untuk berzakat serta mengubah mustahik (penerima zakat) menjadi muzaki (pemberi zakat).
Dengan potensi zakat nasional yang mencapai Rp 327 triliun per tahun, Rizaludin melihat masa depan cerah bagi profesi amil.
Sinergi antara BAZNAS, LAZ, UPZ, serta dukungan dari pemerintah dan masyarakat menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi tersebut.
BAZNAS menekankan pentingnya pengelolaan zakat profesional di era revolusi industri 4.0
- Wamenlu Anis Matta Puji Upaya Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina
- Dukung Palestina, BAZNAS Enrekang Salurkan Bantuan Rp 620 Juta
- Ini Strategi BAZNAS Jabar Mengurai Kemiskinan Ekstrem
- BAZNAS Salurkan Bantuan Pangan dan Infrastruktur Rp 112, 1 Miliar untuk Palestina
- Pimpinan BAZNAS Ajak Umat Muslim Perkuat Dukungan kepada Palestina
- BAZNAS Tingkatkan Sinergi dengan Mitra untuk Penguatan Layanan Zakat