Pentolan Honorer: Kami Sudah Benar-benar Marah
jpnn.com - JAKARTA--Kemarahan guru honorer kategori dua (K2) sudah tidak tertahankan lagi. Pasalnya, sekian tahun mereka merasa dianiaya pemerintah. Mempekerjakan mereka seperti guru PNS, namun kesejahteraan di bawah standar kriteria hidup layak (KHL).
"Kami sudah benar-benar marah dengan kondisi ini. Kenapa kok kami diinjak-injak di tanah air sendiri," ketus Ketum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih kepada JPNN, Rabu (9/9).
Dia membuka fakta, saat pendataan dari Dinas Pendidikan di sekolah-sekolah negeri, honorer dimasukkan dalam daftar nama guru tetap (dianggap PNS). Jangan heran, kalau pemerintah mengklaim jumlah guru di Indonesia sudah mencukupi, bahkan banyak yang kelebihan.
"Itu bohong besar, kami sendiri merasakan kok. Didata Diknas honorer itu guru tetap, tapi giliran mau bagi-bagi tunjangan kesejahteraan, nama kami dicoret. Coba, apa manusiawi itu?," serunya.
Selama ini guru honorer hanya melengkapkan data saja, bahwa guru di SD A atau B cukup tenaga pendidiknya. Padahal aslinya guru PNS hanya tiga sudah termasuk kepsek, selebihnya honorer. Parahnya meski terus merekrut guru honorer, kesejahteraan tidak diperhatikan. (esy/jpnn)
JAKARTA--Kemarahan guru honorer kategori dua (K2) sudah tidak tertahankan lagi. Pasalnya, sekian tahun mereka merasa dianiaya pemerintah. Mempekerjakan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Terima Kunjungan Utusan Partai Nahdhoh Tunisia, Sultan: Lembaga Parlemen Adalah Roh Demokrasi
- Kemenko PMK: Pemberdayaan Perempuan Sangat Penting dalam Pembangunan Desa
- Susno Duadji Pastikan Tak Memihak Saat jadi Saksi Ahli di Sidang Sumpah Palsu
- Kemendes Tekankan Kolaborasi Lintas Sektor dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup
- Majelis Masyayikh Dorong Penghapusan Dikotomi & Diskriminasi Lulusan Pesantren
- Dewi Lestari Berbagi Tips Menjaga Kesehatan Mental untuk Gen Z, Silakan Disimak