Penuh Drama Namun Berakhir Indah, Dua Tahun Lalu di Jakabaring..

Penuh Drama Namun Berakhir Indah, Dua Tahun Lalu di Jakabaring..
Para pemain dan keluarga Persib Bandung, offisial,Muspida Jawa Barat serta Kota Bandung mengarak piala ISL keliling Kota Bandung, Minggu (9/11). Foto: Ramdhani/Radar Bandung/JPNN.com

Bagaimana tidak, selama pertandingan pasukan Maung Bandung banyak di dominasi Singo Edan. Kesulitan mengembangkan permaianan timnya, hingga tim pun kala itu patah semangat dan menganggap Persib akan gugur di laga itu.

Percaya tidak percaya, meski 70 menit Persib terus mendapat tekanan dari lawan. Timya berhasil mencetak gol penyeimbang menjelang menit akhir pertandingan yang digelar di Stadion Jakabaring, Palembang pada 4 Noveber 2014. Hingga akhirnya dimenit perpanjangan waktu Maung Bandung membalikan dominasi permainan.

Melaju pada babak final, Persib sudah dinantikan oleh Persipura Jayapura. Pada partai puncak itu Maung Bandung berhasil mengalahkan Boas Sallosa CS meskipun dengan adu penalti.

Dalam 90 menit waktu normal ditambah perpanjangan waktu 2×15 menit, Persib bermain imbang 2-2 dengan Persipura Jayapura. Saat itu, Persipura unggul 1-0 pada menit ke-6 melalui Ian Louis Kabes. Skor menjadi 1-1 pada akhir babak pertama setelah lahir gol bunuh diri Immanuel Wanggai.

M Ridwan membuat Persib berbalik unggul pada menit 56. Tapi Boaz Solossa menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada menit 80. Laga berkesudahan 2-2 di akhir babak kedua. Perpanjangan waktu 2×15 menit pun tidak menghasilkan gol.

Laga akhirnya dilanjutkan melalui drama adu penalti. Persib keluar menjadi pemenang setelah Nelson Alom gagal mengeksekusi penalti setelah ditepis kiper I Made Wirawan. Sedangkan Achmad Jufriyanto yang jadi algojo terakhir sukses menaklukkan kiper Dede Sulaeman. Gol pemain yang akrab disapa Jupe itu pun mengantar Persib menjadi juara ISL 2014.

Akhirnya, Persib memecahkan rekor tidak pernah juara yang bertahan selama hampir dua dekade. Drama di Jakabaring, Persib mengalahkan Persipura dengan skor 5-3 melalui adu penalti setelah bermain imbang 2-2.

“Final juga berkesan, tapi untuk mencapai final itu kekuatan semuanya dikerahkan. Karena kalau masuk final otomatis semuanya dikerahkan,” tuturnya.

Gegap-gempita, kebahagiaan, haru, tawa, tangis, hingga ungkapan syukur bercampur menjadi satu saat itu. Stadion Jakabaring yang saat itu didominasi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News