Penuh Haru di Pementasan Ludruk Marsudi Laras
Kamis, 13 September 2018 – 23:24 WIB
![Penuh Haru di Pementasan Ludruk Marsudi Laras](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/watermark/2018/09/13/salah-satu-adegan-yang-dipentaskan-foto-jawa-pos.jpg)
Salah satu adegan yang dipentaskan. FOTO : Jawa Pos
jpnn.com, SURABAYA - Mengobati rindu para pecinta budaya, kelompok Ludruk Marsudi Laras kembali naik pentas. Bertempat di panggung amfiteater Gedung Balai Pemuda, mereka membawakan lakon berjudul Belahan Jiwa yang mengangkat kisah haru tentang cinta saudara sepersusuan.
''Bertahun-tahun ibu berdoa kepada Gusti Allah supaya dikaruniai anak Nduk,'' tutur Mariyani menggunakan bahasa Jawa yang halus. ''Tapi sayang, bapakmu sudah tiada ketika kamu lahir,'' tangisnya pecah sembari menatap Nayla, bayi perempuannya yang cantik.
Baca Juga:
Tak diduga, 25 tahun berlalu begitu cepat. Naufal dan Nayla dipertemukan sebagai sepasang kekasih ketika mereka dewasa. Keduanya saling mencintai dan menerima kekurangan masing-masing. Bahkan, Naufal menerima masa lalu Nayla yang sempat memiliki pacar bejat dan terlibat seks bebas.
''Aku mencintaimu tidak dengan mataku. Aku mencintaimu dengan hatiku,'' kata Naufal meyakinkan Nayla untuk menikahinya. Hari bahagia itu datang. Dua keluarga dipenuhi rasa sukacita. Bahkan, akad nikah berlangsung lancar di kediaman orang tua asuh Nayla. Namun, setelah janji suci terucap, Mariyani muncul dengan wajahnya yang tak keruan. ''Pernikahan ini tidak sah. Tidak sah!'' tegasnya lantang.
Dia menjelaskan siapa Nayla sebenarnya. Nayla shock dan tak mau menerima Mariyani. Emosi yang mendalam itulah yang hendak ditunjukkan sutradara Belahan Jiwa, Hartatok, dalam penampilan tersebut.
Sutradara sekaligus seniman ludruk kawakan Surabaya itu mengaku mendapat ide cerita dari kisah cinta klasik yang mengharukan. Antara lain, cerita rakyat Sampek Engtay, Rara Mendut Pranacitra, Laila Majnun, Jayenggrono Layunsari, sampai Romeo dan Juliet. ''Kali ini saya ingin membawakan sensasi kekuatan kisah tersebut dengan kemasan yang lebih kekinian,'' ujar sutradara cerita sekaligus ketua Ludruk Marsudi Laras Surabaya tersebut.
Sutradara sekaligus seniman ludruk kawakan Surabaya itu mengaku mendapat ide cerita dari kisah cinta klasik yang mengharukan
BERITA TERKAIT
- Waka MPR Dorong Keterlibatan Aktif Masyarakat dalam Pengembangan Kawasan Cagar Budaya
- Sihar Sitorus Pimpin Pelantikan BPN Parsibona Indonesia Raya 2024-2029
- Lestarikan Budaya Indonesia, AdMedika Dukung Sanggar Sobokartti Semarang
- Yusuf Susilo Hartono & Budi Brassco Pamerkan Karya 'Ketika Perupa Bicara Kasih'
- Dompet Dhuafa & PARFI 56 Teken Kerja Sama Kampanye Kemanusiaan dan Pemberdayaan Budaya
- Horor dan Budaya Bersinergi di Gala Premiere Film Eva: Pendakian Terakhir