Penuhi Pabrik Pengolahan, Jatim Impor Ikan
jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur harus melakukan impor untuk sejumlah jenis ikan karena beberapa alasan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim Muhammad Gunawan Saleh, salah satu faktor itu ialah penangkapan ikan yang berlebihan.
“Hal itu membuat populasi ikan berkurang karena tidak sempat untuk berkembang biak,” kata Gunawan, Senin (14/1).
Gunawan mengatakan, ikan yang diimpor pun hanya jenis-jenis tertentu. Misalnya, lemuru, makarel, udang, cumi dan tuna.
Menurut dia, lemuru merupakan jenis ikan sardine yang diimpor dari India.
“Untuk ikan lemuru kami impor sebanyak 23.171.820 kilogram per tahun. Untuk makarel impornya sebanyak 22.477.239 kg per tahun. Untuk udang sebanyak 11.699.997 kg per tahun, cumi sekitar 11.697. 396 kg per tahun dan tuna 7.931.841 kg per tahun,” terang Gunawan.
Gunawan menyebutkan, impor tersebut bukan untuk diproduksi sendiri, melainkan diolah kembali dan diekspor guna memenuhi kebutuhan pasar.
“Jadi, pabrik pengolahan ikan itu tiap harinya harus produksi. Tangkapan ikan dari nelayan kita sering tidak mampu memenuhi kebutuhan pabrik pengolahan ikan. Kalau tidak ada ikan, ya, mau tidak mau harus impor,” jelas Gunawan. (mus/rud)
Pemerintah Provinsi Jawa Timur harus melakukan impor untuk sejumlah jenis ikan karena beberapa alasan.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Bayi Perempuan Dibuang di Kebun Warga Trenggalek, Polisi Cari Orang Tua Korban
- Pilkada Jatim 2024: Khofifah-Emil Unggul, Raih 12,1 Juta Suara
- Ingin Pembangunan Jatim Dilanjutkan, Kaesang Dukung Khofifah-Emil
- The Greatest AdvenTARO World Jadi Magnet Baru Pekan Raya Jawa Timur 2024
- Hari Ini Gunung Semeru Kembali Erupsi, Letusan Setinggi 500 meter
- Petasan Meledak di Lumajang, 4 Orang Jadi Korban, Satu Rumah Hancur