Penularan Corona di Indonesia Terasa Semakin Dekat, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Bagaimana dengan serangan 'hoax'?
Permasalahan lain yang dialami banyak warga pengguna jejaring sosial ini adalah banyaknya penyebaran berita-berita 'hoax' soal COVID-19 atau informasi yang malah membuat warganya menjadi bingung.
Adinda mengaku ia menyayangkan melihat warga yang tidak disiplin menjalankan protokol kesehatan karena membaca atau mendengar berita yang tidak benar.
Seperti yang juga dialami oleh beberapa relawan dan pekerja COVID-19 saat berhadapan langsung dengan warga yang percaya teori konspirasi.
Dr Margaretha mengatakan perlu adanya peranan pemerintah dengan memanfaatkan sistem kelompok masyarakat yang sudah ada.
"Misalnya lewat kelompok PKK … ibu-ibu punya pengaruh besar di keluarga dan bisa diajari mengolah informasi agar mereka menjaga diri dan keluarganya dari COVID-19."
Ia juga mencontohkan kelompok RT yang beranggotakan para bapak juga menjadi sebuah sistem yang belum dimanfaatkan maksimal.
"[Akibatnya] media sosial mengambil kuasa dari sistem yang ada dan menjadi bola liar yang menjadikan informasi yang tidak terkendali."
Atau Anda bisa melakukan seperti yang diterapkan oleh Adinda bersama dengan beberapa temannya di grup Whatsapp.
Adinda Proehoeman setidaknya sudah mendengar lima kabar berita kematian dalam tiga pekan terakhir
- Rayakan 70th KAA, Usman Hamid And The Blackstones Bawakan Album Baru Kritik Sosial
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Merespons Kebijakan Dagang Trump, Syahganda Nainggolan: Sikap Independen Indonesia Sudah Tepat
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- TTC AgriS dan Sungai Budi Tingkatkan Kerja Sama Strategis Vietnam-Indonesia