Penulis Agustinus Wibowo Tuangkan Cintanya pada Afghanistan ke Dalam Empat Buku

Penulis Agustinus Wibowo Tuangkan Cintanya pada Afghanistan ke Dalam Empat Buku
Agustinus Wibowo mengunjungi Bamiyan, lokasi Patung Budha terkenal di Afghanistan pada tahun 2003 ketika pertama kali mengunjungi negara tersebut. (Foto: Supplied)

Afghanistan menjadi pemberitaan internasional menyusul jatuhnya ibu kota Kabul ke tangan Taliban untuk kedua kalinya.

Keadaan politik dan kehidupan lain masih tidak menentu. Namun, Agustinus Wibowo, seorang penulis Indonesia punya catatan lain tentang Afghanistan.

Penulis kisah perjalanan tersebut telah menulis empat buah buku, yaitu Selimut Debu: Impian dan Kebanggaan dari Negeri Perang Afghanistan (2010), disusul dengan Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah (2011) dan Titik Nol: Sebuah Makna Perjalanan (2013).

"Dalam semua buku yang saya tulis, itu semua berisi cerita mengenai kehidupan yang pernah saya alami di Afghanistan, termasuk buku keempat saya, Jalan Panjang untuk Pulang," kata Agus kepada wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di negara tersebut pada tahun 2003, Agus, sapaan akrabnya, langsung jatuh cinta.

"Afghanistan adalah salah satu negeri yang mengubah hidup saya. Dia bagaikan magnet yang terus menarik saya ke sana," tulis Agus.

"Keindahan alamnya, keramahan penduduknya yang luar biasa, budayanya yang penuh kepercayaan diri, sejarahnya yang dramatis, semuanya membuat saya ingin terus mendalami dan menyelaminya."

Agus datang saat pembukaan kembali Afghanistan menyusul lengsernya Taliban dari kekuasaan.

Penulis kisah perjalanan asal Indonesia, Agustinus Wibowo, seketika jatuh cinta pada Afghanistan ketika pertama kali menginjakkan kaki di tahun 2003, dan inilah yang menarik hatinya

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News