Penulis Agustinus Wibowo Tuangkan Cintanya pada Afghanistan ke Dalam Empat Buku
"Kalau kita berkunjung ke daerah-daerah yang sangat miskin, sangat terpencil, mereka tidak punya makanan pun, mereka akan menjadikan saya sebagai tamu mereka dan memberikan makanan yang terbaik untuk saya.
"Itu sangat mengharukan."
Sebagai penulis dan wartawan yang selalu haus untuk belajar hal-hal baru, Agus yang sebelumnya menamatkan pendidikan sebagai sarjana ilmu komputer di Tiongkok itu mempelajari banyak hal ketika berada di Afghanistan.
"Dari sisi sejarah saya tertarik dengan sejarah Jalur Sutra, juga tertarik mempelajari budaya dan bahasa," tuturnya.
Pamir, 'surga di dunia' bagi orang Afghanistan
Banyak tempat di Afghanistan sudah dijelajahi Agus, namun ada yang paling berkesan.
Ia tidak dapat melupakan perjalanannya ke kawasan pegunungan Pamir, yang terbentang di ujung timur laut Afghanistan, daerah yang berbatasan langsung dengan Tiongkok.
"Di sini tinggal orang-orang dari etnis Kyrgiz yang masih hidup seperti nenek moyang mereka seperti ratusan lalu, mereka masih hidup nomadik penuh, tinggal di kemah-kemah di kawasan puncak pegunungan Pamir yang tingginya sekitar 4500 meter di atas permukaan laut," katanya.
Penulis kisah perjalanan asal Indonesia, Agustinus Wibowo, seketika jatuh cinta pada Afghanistan ketika pertama kali menginjakkan kaki di tahun 2003, dan inilah yang menarik hatinya
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata
- Dunia Hari Ini: Rencana Airbnb Menggelar Pertarungan Gladiator di Roma Dikecam
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan