Penulis Agustinus Wibowo Tuangkan Cintanya pada Afghanistan ke Dalam Empat Buku

Menurutnya, Pamir sering disebut sebagai surga di atas bumi, dalam istilah Inggrisnya Shangri La, atau kawasan impian oleh orang yang pernah mengunjunginya.
"Ketika saya berada di Pamir saya menyadari betul mengapa orang Afghan menganggap ini sebagai surga karena di tempat yang terpencil ini, kita menemukan perdamaian. Kita tidak perlu merasakan takut akan bom atau peperangan dan konflik lainnya." kata Agus lagi.
Dari sisi budaya dan kesusastraan, Agus juga melihat hal yang unik.
Sebagian warga Afghanistan mampu menyitir puisi dari pujangga-pujangga lama mereka, baik dari latar belakang Persia maupun Pashto, dua budaya kuat yang sudah lama hidup di negara itu.
Suku utama yang tinggal di Afghanistan adalah Pashto, sementara budaya Persia berasal dari Iran karena perbatasan langsung kedua negara.
"Saya kadang malu ketika ditanya apakah saya hafal puisi dari salah seorang penyair di negeri saya sendiri," ujar Agus.
"Mereka sehari-hari biasa menyitir puisi dari pujangga-pujangga mereka. Budaya itu kuat di Afghanistan."
Kemungkinan nasib Afghanistan saat ini
Walau sudah lama meninggalkan Afghanistan, Agus mengatakan masih memiliki beberapa teman yang tinggal di Afghanistan.
Penulis kisah perjalanan asal Indonesia, Agustinus Wibowo, seketika jatuh cinta pada Afghanistan ketika pertama kali menginjakkan kaki di tahun 2003, dan inilah yang menarik hatinya
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia