Penulis dan Pegiat Tulis Buku Kebaya Kaya Gaya, Ada Pesan Khusus

Penulis dan Pegiat Tulis Buku Kebaya Kaya Gaya, Ada Pesan Khusus
Atie Nitiasmoro (kiri), penggagas penulisan buku Kebaya Kaya Gaya---Selaras Mengikuti Zaman untuk menambah literasi tentang kebaya di Indonesia. Foto dok. Atie

Tingka Adiati dan Elvy Yusanti menulis menggeliatnya bisnis kebaya dengan perlengkapannya seperti  wastra -- batik, tenun dan asesoris. Buku yang diterbitkan Penerbit Buku Kompas ini juga mengulas sejarah masuknya kebaya di Indonesia. 

Rini Kusumawati, Doktor Sosiologi menyajikan awal mula masuknya kebaya ke nusantara, jauh sebelum negara Indonesia berdiri. 

Rini menelusuri jejak masuknya sejarah berdasarkan tahun tahun masuknya para pedagang dari Portugis, Persia, Tionghoa, Belanda dan Arab ke nusantara. 

Kebaya merupakan proses persilangan budaya yang panjang. Kata kebaya juga bermula dari kata Cabai, Qaba, Cambay maupun Cambaia. Model kebaya-pun semula berbentuk blus dengan kerah V, lalu berkembang menjadi baju luaran seperti jaket, panjang hampir menyentuh mata kaki.

Dalam perkembangannya model kebaya beragam mengikuti karakteristik masing daerah di pulau Jawa dan luar pulau Jawa. Indiah Marsaban, anggota Timnas Hari Kebaya dan juga pengajar di FIB UI menyajikan berbagai jenis kebaya di tanah air, baik model dan sejarahnya, seperti kebaya noni, kebaya janggan dan kebaya labuh. Nama kebayapun juga beragam di berbagai daerah.

Sementara itu, Pendiri dan Ketua Rumah Budaya Sekar Ayu Jiwanta menyambut baik terbitnya buku Kebaya Kaya Gaya. Emi sepakat bahwa kebaya menjadi pemersatu Indonesia.

"Peringatan Hari Kebaya Nasional yang pertama ini kita jadikan momentum untuk saling bergandengan tangan, bekerja sama untuk kemajuan Indonesia," ajak Emi kepada semua perempuan Indonesia. (esy/jpnn)

Penulis & pegiat menulis Buku Kebaya Kaya Gaya untuk menambah literasi tentang kebaya di Indonesia


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News