Penunjukan Kepala BIN Sulit Digugat

jpnn.com - JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Meutya Hafid mengatakan, penunjukan Kepala Badan Intelijen Indonesia (BIN) merupakan hak prerogatif presiden.
Menurut Meutya, penunjukkan Kepala BIN berbeda dengan Kapolri dan Panglima TNI. "Dalam Undang-undang itu, presiden hanya memberikan satu nama saja. Berbeda dengan penunjukan Panglima yang bisa diajukan dua nama ke DPR," katanya dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/9).
Bahkan, perbedaan mendasar ialah, dalam UU penunjukan Kepala BIN sulit untuk didugat oleh DPR. Karena kepala BIN punya ruang khusus dalam UU.
"Kalau pemilihan Panglima TNI itu ketika namanya masuk, dalam UU, harus persetujuan DPR. Tapi kalau kepala BIN, dalam UU, hanya pertimbangan DPR saja," tandasnya. (mg4/jpnn)
JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi Golkar, Meutya Hafid mengatakan, penunjukan Kepala Badan Intelijen Indonesia (BIN) merupakan hak prerogatif presiden.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Pengiriman 70 Ribu Batang Rokok Ilegal Digagalkan, Begini Modus Pelaku Mengelabui Petugas
- IKASTARA Legal Gelar Launching dan Seminar Hukum
- Meiline Tenardi: Cap Go Meh 2025 Menghidupkan Nilai Budaya & Harmoni Keberagaman
- Ormas Islam Desak Pemerintah Mengkaji Rangkap Jabatan Profesor Nasaruddin Jadi Menag dan Imam Besar Istiqlal
- Hari Kelima Ikuti Retret, Ahmad Luthfi Tekankan Pentingnya Kebersamaan dalam Membangun Daerah
- KPK Panggil Ketum PP Japto dan Ahmad Ali sebagai Saksi Kasus TPPU Rita Widyasari