Penurunan Harga BBM jadi Kosmetik Politik
Minggu, 09 November 2008 – 21:29 WIB

Penurunan Harga BBM jadi Kosmetik Politik
JAKARTA - Keputusan pemerintah untuk menurunkan harga premium bersubsidi sebesar Rp 500 mulai 1 Desember nanti dinilai hanya sebagai upaya pencitraan bagi pemerintahan SBY. Tujuannya, agar pemerintah terlihat memiliki kepedulian penuh pada rakyat. Ditambahkan, penurunan yang hanya Rp 500 itu jelas tidak akan banyak berpengaruh karena harga sembako dan barang-barang lainnya belum tentu ikut turun. Karenanya pemeintah diminta membuka hitungan tentang penurunan itu.
Ketua DPP Taruna Merah Putih Sukur Nababan menyatakan, turunnya harga premium bersubsidi itu memang suatu keharusan karena harga minyak di pasar internasional juga mengalami penurunan. "Turun itu sudah keharusan. Tetapi kalau hanya Rp 500, itu sama saja kosmetik politik," ujar Sukur dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (9/11).
Baca Juga:
Sukur yang menjadi ketua bidang Kaderisasi di organisasi sayap PDIP itu mengingatkan agar masyarakat juga melihat keputusan pemerintahan SBY-Jka saat menaikkan harga BBM. "Kita harus lihat ke belakang. Tiga kali BBM selama SBY-JK harganya dinaikkan, bahkan pernah 100 persen. Jadi alau melihat harga minyak dunia sekarang dengan penurunan yang hanya Rp 500, itu sama saja bohong," tudingnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Keputusan pemerintah untuk menurunkan harga premium bersubsidi sebesar Rp 500 mulai 1 Desember nanti dinilai hanya sebagai upaya pencitraan
BERITA TERKAIT
- Bareskrim Bongkar Peredaran 38 Kg Sabu-Sabu Jaringan Malaysia-Indonesia di Riau
- Doktor Cumlaude Trimedya Dorong Optimalisasi Pengelolaan Barang Sitaan
- Libur Paskah, Polisi Siapkan Skema Lalu Lintas Urai Kemacetan di Jalur Puncak & Lembang
- Pakar Hukum UI Nilai KPK Terkesan Targetkan untuk Menjerat La Nyalla
- Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Dukung Industrialisasi Pedesaan Sebagai Model Nasional
- Nono Sampono: PIK 2 Terbuka untuk Semua Agama, Ini Wajah Toleransi Indonesia