Penurunan Harga BBM jadi Kosmetik Politik
Minggu, 09 November 2008 – 21:29 WIB
"Buka-bukaan saja hitungannya berapa. Kasih tahu rakyat. Kalau naiknya 30-an persen, ya skarang paling turunnya sama. Dulu naik pas harga (minyak dunia) berapa, jadi turunnya juga harus kembali ke semula," tandasnya.
Baca Juga:
Namun menurut Wakil Ketua DPD Irman Gusman, kebijakan pemerintah menurunkan harga premium tidak ada kaitannya dengan politik pencitraan untuk memperkuat posisi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2009 mendatang.
"Saya kira tidak ke situ arahnya. Yang menjadi fokus adalah apakah kebijakan menurunkan harga premium itu bermanfaat untuk rakyat. Jadi konteksnya bukan pada pencitraan. Tetapi penurunan itu dalam konteks rasionalitas, bahwa harga minyak dunia sudah turun lebih dari 50 persen. Jadi momentumnya sudah pas," tukasnya.
Hanya saja Irman mengusulkan agar pemerintah juga menurunkan harga solar dan minyak tanah. "Kalau itu bisa terjadi, daya beli masyarakat bisa tertolong, apalagi sekarang sudah muncul krisis keuangan global," ujar Irman saat berdiskusi dengan wartawan pada acara press gathering wartawan parlemen di Bandung, Sabtu (9/11) malam.
JAKARTA - Keputusan pemerintah untuk menurunkan harga premium bersubsidi sebesar Rp 500 mulai 1 Desember nanti dinilai hanya sebagai upaya pencitraan
BERITA TERKAIT
- Kementerian PU Dorong Pengelolaan Stadion Berstandar Tinggi
- Pemprov Jateng Resmi Menetapkan UMSP & UMSK 2025, Berlaku Mulai 1 Januari
- Sambut Natal & Tahun Baru, BI Menyediakan Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun
- Ini Sejumlah Kebijakan Pengaturan Mobilitas yang Disiapkan Kemenhub saat Nataru 2024/2025
- Soal Bentrokan di Rempang, Kompolnas Awasi Kerja Polisi
- Ini Penjelasan Polisi soal Bentrok di Rempang