Penurunan Suku Bunga Acuan Bakal Dongkrak Ekspor
’’Salah satunya, spending (belanja) pemerintah dinaikkan,’’ imbuhnya.
Founder dan Direktur Eksekutif CORE Indonesia Hendri Saparini menambahkan, pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini cukup sulit menembus angka 5,2 persen.
’’Dalam kondisi seperti ini (ketidakpastian global dan ekspor negatif), 5,2 persen itu tidak mungkin,’’ ungkapnya.
Menurut Hendri, ada sejumlah faktor yang memengaruhi. Di antaranya, momentum Lebaran dan pemilu ternyata tidak mampu mendongkrak pertumbuhan pada kuartal I dan II.
Pemilu juga tidak lagi mendorong konsumsi pemerintah dan rumah tangga. Sebab, telah terjadi pergeseran belanja pemilu yang tidak lagi mengandalkan belanja fisik.
’’Bukan lagi belanja makanan, tekstil, atau cetak kaus. Namun, semua sudah serbadigital, cukup beli paket (data) sudah bisa jadi media kampanye,’’ katanya.
Ekonom BNI Ryan Kiryanto mengungkapkan, suku bunga kredit bisa segera turun sehingga pelaku usaha mendapat kepastian kemudahan pembiayaan.
’’Cost of fund rendah, pertumbuhan ekonomi akan bergairah. Selain itu, pemilu sudah selesai sehingga dunia usaha lebih bisa bertindak mengambil keputusan,’’ ujarnya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengatakan, pemangkasan suku bunga acuan 25 basis points (bps) menjadi 5,75 persen akan memberikan dampak positif pada kinerja ekspor.
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- Kanwil Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas KITE untuk PT Polyplex Films Indonesia
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi
- Lebih dari 32.000 Pengunjung Ramaikan K-Expo Indonesia 2024
- Kanwil Bea Cukai Jatim II Dorong UMKM untuk Berkontribusi dalam Rantai Pasok Global
- Bea Cukai Beri Ruang Pelaku UMKM Promosikan Produknya di Atambua International Expo 2024