Penurunan Yield Obligasi AS Beri Peluang Rupiah Lebih Perkasa
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah pada Kamis (3/6) berpeluang menguat.
Transaksi mata uang garuda dibuka menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp 14.270 per USD.
Rupiah mengalami penguatan dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.280 per USD.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan penguatan terjadi seiring turunnya imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat.
"Rupiah mungkin berpotensi menguat hari ini dengan terkoreksinya kembali yield obligasi AS tenor 10 tahun ke bawah 1,6 persen," kata dia, di Jakarta, Kamis.
Menurutnya imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun sekarang terlihat bergerak di bawah 1,59 persen.
Ariston menyebut yield tersebut masih bergerak konsolidatif mengikuti perubahan ekspektasi pasar terhadap perubahan kebijakan moneter di AS.
Selain itu, lanjut dia, pasar juga menantikan data penting tenaga kerja AS malam ini dan besok malam. Hasil yang bagus bisa mendorong ekspektasi perubahan kebijakan moneter AS yang lebih ketat dalam waktu dekat.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis berpeluang menguat.
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin