Penutupan Dolly dengan Pendekatan Personal

Dukungan untuk Penutupan Membanjir

Penutupan Dolly dengan Pendekatan Personal
SEMAKIN KUKUH: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bertemu dengan para ulama yang mendukung penutupan lokalisasi di Balai Kota Surabaya, Rabu ( 14/5). Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos

Terkait dengan adanya isu bakal muncul pengerahan massa yang menolak penutupan, Mutawakkil meminta aparat bertindak tegas. Sebab, penutupan lokalisasi sudah menjadi program pemerintah yang didukung masyarakat. Ketika ada yang menentang, secara tidak langsung mereka akan berurusan dengan hukum. ”Sudah sepatutnya ditindak,” tegasnya.

Bila mereka tetap memaksa, masyarakat yang tergabung dalam organisasi NU juga cukup banyak. Mereka siap turun ke lapangan untuk membantu pemerintah dalam memerangi kemaksiatan di masyarakat. Tapi, Mutawakkil meminta sebisa-bisanya jangan sampai ada pengerahan massa. ”Semua ada jalurnya, makanya aparat harus tegas,” tutur dia.

Silaturahmi tersebut berlangsung pukul 11.00. Supomo menyampaikan kondisi terakhir persiapan penutupan lokalisasi kondang itu. Pendekatan terus dilakukan. Selain itu, mantan camat Kenjeran tersebut memastikan, tidak ada penundaan lagi untuk pelaksanaan penutupan. ”Apa pun yang terjadi, tetap 19 Juni mendatang,” tandasnya.

Supomo juga menyatakan, pendekatan ke masyarakat terus dilakukan. Baik di lingkungan pekerja seks komersial (PSK), mucikari, maupun masyarakat setempat. Supomo yakin pendekatan secara berkelanjutan itu bakal membuahkan hasil. Sehingga penutupan nanti berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.(riq/idr/c9/c6/end)

 

SURABAYA – Langkah Pemkot Surabaya untuk menutup lokalisasi Dolly semakin kuat. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mulai menggunakan pendekatan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News