Penyair Omar Musa Bersaing Raih Book of the Year di Canberra

Salah seorang novelis bernama Nigel Featherstone menjelaskan, kalangan sastrawan menentang rencana pemerintah ACT yang tidak akan menyeleksi penulis dari luar ACT.
"Kami pikir isu ini sudah selesai," kata Nigel seraya menambahkan, pemerintah ACT telah menyatakan akan mengubah ketentuan seleksi.
"Banyak penulis terkenal secara nasional dan internasional kebetulan tinggal di luar wilayah ACT namun berperan penting dalam kesusastraan di ACT," katanya.
Omar Musa saat tampil pada Makassar International Writers Festival, tahun 2012.
Omar Musa sendiri menyatakan meskipun tidak tinggal di ACT, namun memiliki ikatan emosional dengan ibukota Australia tersebut.
"10 tahun terakhir saya telah tampil membacakan puisi dan hip hop di Canberra. Saya memenangkan Australian Poetry Slam mewakili ACT. Saya mengadakan wokrshop di berbagai SMA di Canberra," katanya.
"Masyarakat seni dan penyair di Canberra mengenal saya sebab saya bagian tak terpisahkan dari mereka," tutur Omar Musa.
Penyair Australia Omar Musa akhirnya diperbolehkan untuk memasukkan karya-karyanya dalam persaingan untuk meraih penghargaan Book of the Year 2015
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia